Selesaikan Konflik Myanmar, RI Sudah Tempuh Langkah Ini!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 June 2021 18:05
Pernyataan Menlu RI Retno Marsudi dalam Pertemuan Majelis Umum PBB mengenai Palestina. (tangkapan Layar Youtube MoFA Indonesia)
Foto: Pernyataan Menlu RI Retno Marsudi dalam Pertemuan Majelis Umum PBB mengenai Palestina. (tangkapan Layar Youtube MoFA Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengungkapkan diplomasi Indonesia terus bergerak terkait masalah kudeta junta militer di Myanmar.

"Dari hari pertama terjadinya kudeta Myanmar, diplomasi Indonesia terus bergerak. Indonesia mengutuk kudeta tersebut dan memiliki keprihatinan yang dalam atas terjadinya peristiwa tersebut," kata Retno dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI pada Kamis (3/6/2021).

Sejak awal, kata Retno, Indonesia menyampaikan jika keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar adalah prioritas. Menurutnya, demokrasi harus dikembalikan melalui dialog inklusif sesuai dengan keinginan rakyat Myanmar.

Guna mewujudkan hal tersebut, Retno mengatakan Presiden RI Joko Widodo sebelumnya mengusulkan shuttle diplomacy dalam ASEAN Leaders' Meeting (ALM) yang diselenggarakan di Jakarta pada 24 April 2021 lalu.

"(Ini) menghasilkan five-point consensus, yaitu penghentian kekerasan; mengadakan dialog inklusif untuk mencari solusi damai; Utusan Khusus ASEAN akan fasilitasi dialog dengan bantuan Sekjen ASEAN; bantuan kemanusiaan, dan kunjungan Utusan Khusus dan delegasi ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak," papar Retno.

Pasca penyelenggaraan ALM, Indonesia masih terus mendorong ketua ASEAN dan negara lain untuk segera menindaklanjuti lima konsensus tersebut.

Selain itu Retno mengatakan ada tiga hal yang menjadi prioritas utama untuk masalah di Myanmar. Pertama adalah penghentian kekerasan, penunjukan Special Envoy, dan kunjungan ASEAN ke Myanmar.

"Khusus mengenai penunjukan Special Envoy, Indonesia telah menyampaikan masukan untuk Term of Reference (ToR) Special Envoy guna memperkuat draft yang disiapkan oleh ketua ASEAN. Indonesia akan terus menggalang dukungan internasional terkait implementasi Five-Point Consensus," jelasnya.

Kudeta junta militer di Myanmar terjadi sejak 1 Februari 2021. Akibatnya terjadi bentrokan antara masyarakat pro-demokrasi dengan junta militer. Bentrokan di seluruh negeri ini memakan hingga ratusan korban tewas.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Turis Internasional Kala Pandemi, Ini Penjajakan RI-Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular