Internasional
China: AS Tak Ingin Perang Dagang Terus Berlanjut
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 August 2018 18:18

Singapura, CNBC Indonesia - China ingin meluruskan segala perbedaan pendapat dengan Amerika Serikat (AS) dalam posisi yang setara, kata diplomat penting pemerintah China hari Jumat (3/8/2018) setelah bertemu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Namun, pejabat itu mengatakan mereka tidak secara spesifik membahas perang dagang di antara kedua negara.
Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu menginstruksikan para pejabat perdagangannya untuk meninjau peningkatan tarif hingga 25% dari 10%, pada US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) produk impor China ke Negeri Paman Sam.
Trump, yang menuduh China dan pihak lain mengeksploitasi negaranya dalam perdagangan global, telah memaksa Beijing membuat sejumlah kesepakatan untuk menghindari tarif-tarif baru, yang dapat dikenakan dalam beberapa minggu setelah periode komentar ditutup pada 5 September mendatang.
Namun, China tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah atas tekanan Washington.
Berbicara kepada wartawan setelah bertemu Pompeo di sela-sela pertemuan tingkat tinggi di Singapura, Penasihat Negara Wang Yi mengatakan Pompeo menyatakan "ingin mempertahankan hubungan yang konstruktif".
"Sebagai dua anggota Dewan Keamanan PBB dan dua perekonomian terbesar dunia, kami tentunya harus mempertahankan pembicaraan setiap saat," kata Wang, yag dikutip Reuters.
"Kami ingin menyelesaikan isu antara kedua belah pihak melalui diskusi berdasarkan kesejajaran posisi dan sikap saling menghargai. Ia (Pompeo) mengakomodasi ini sebagai sebuah arah dan mengatakan ia tidak ingin perseteruan ini berlanjut," tambahnya.
Ketika ditanya tentang apakah yang secara spesifik dibahas terkait perdagangan, Wang mengatakan: "Kami tidak berbicara dengan detil seperti itu. Namun, sebenarnya, sebagaimana yang telah jurnalis ketahui, bagaimana bisa sebuah pembicaraan berlangsung dalam tekanan seperti ini?"
Wang, yang juga merupakan menteri luar negeri China, mendesak AS pada hari Kamis untuk menenangkan diri dan "secara hati-hati mendengarkan suara konsumen AS".
Sejauh ini, Amerika Serikat telah memberlakukan bea impor senilai US$34 miliar dari China sebagai bagian dari tahap pertama sanksi atas barang-barang senilai US$50 miliar.
AS ingin China berhenti mencuri rahasia perusahaan-perusahaannya, meninggalkan rencana untuk mendorong industri berteknologi tinggi dengan biaya dari Amerika, dan berhenti menyubsidi perusahaan China dengan pinjaman murah yang memungkinkan mereka bersaing secara tidak adil.
China mengatakan Amerika Serikat sedang mencoba untuk menghentikan munculnya pesaing. Negeri Tirai Bambu telah memberlakukan tarifnya sendiri atas barang-barang AS.
Ketegangan yang meningkat ini telah membebani pasar saham dan mata uang, di mana mata uang China yuan anjlok terhadap dolar.
(prm) Next Article Perang Dagang dengan China, AS: Kami Akan Menang
Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu menginstruksikan para pejabat perdagangannya untuk meninjau peningkatan tarif hingga 25% dari 10%, pada US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) produk impor China ke Negeri Paman Sam.
Trump, yang menuduh China dan pihak lain mengeksploitasi negaranya dalam perdagangan global, telah memaksa Beijing membuat sejumlah kesepakatan untuk menghindari tarif-tarif baru, yang dapat dikenakan dalam beberapa minggu setelah periode komentar ditutup pada 5 September mendatang.
Berbicara kepada wartawan setelah bertemu Pompeo di sela-sela pertemuan tingkat tinggi di Singapura, Penasihat Negara Wang Yi mengatakan Pompeo menyatakan "ingin mempertahankan hubungan yang konstruktif".
"Sebagai dua anggota Dewan Keamanan PBB dan dua perekonomian terbesar dunia, kami tentunya harus mempertahankan pembicaraan setiap saat," kata Wang, yag dikutip Reuters.
"Kami ingin menyelesaikan isu antara kedua belah pihak melalui diskusi berdasarkan kesejajaran posisi dan sikap saling menghargai. Ia (Pompeo) mengakomodasi ini sebagai sebuah arah dan mengatakan ia tidak ingin perseteruan ini berlanjut," tambahnya.
Ketika ditanya tentang apakah yang secara spesifik dibahas terkait perdagangan, Wang mengatakan: "Kami tidak berbicara dengan detil seperti itu. Namun, sebenarnya, sebagaimana yang telah jurnalis ketahui, bagaimana bisa sebuah pembicaraan berlangsung dalam tekanan seperti ini?"
Wang, yang juga merupakan menteri luar negeri China, mendesak AS pada hari Kamis untuk menenangkan diri dan "secara hati-hati mendengarkan suara konsumen AS".
Sejauh ini, Amerika Serikat telah memberlakukan bea impor senilai US$34 miliar dari China sebagai bagian dari tahap pertama sanksi atas barang-barang senilai US$50 miliar.
AS ingin China berhenti mencuri rahasia perusahaan-perusahaannya, meninggalkan rencana untuk mendorong industri berteknologi tinggi dengan biaya dari Amerika, dan berhenti menyubsidi perusahaan China dengan pinjaman murah yang memungkinkan mereka bersaing secara tidak adil.
China mengatakan Amerika Serikat sedang mencoba untuk menghentikan munculnya pesaing. Negeri Tirai Bambu telah memberlakukan tarifnya sendiri atas barang-barang AS.
Ketegangan yang meningkat ini telah membebani pasar saham dan mata uang, di mana mata uang China yuan anjlok terhadap dolar.
(prm) Next Article Perang Dagang dengan China, AS: Kami Akan Menang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular