Internasional
Perang Dagang, China Tak Rela Diinjak-injak AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 August 2018 07:29

Jakarta, CNBC Indonesia - China tidak menganggap enteng ancaman bea impor terbaru Amerika Serikat (AS) dan bersumpah akan membalas bila Negeri Paman Sam ngotot melanjutkan rencananya.
"China siap sepenuhnya dan akan membalas untuk membela kehormatan negara dan kepentingan rakyat, membela perdagangan bebas dan sistem multilateral, dan membela kepentingan bersama seluruh negara," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan hari Kamis (2/8/2018).
Pernyataan kementerian itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan Perwakilan Dagang Robert Lighthizer untuk mempertimbangkan kenaikan usulan tarif terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) dari 10% menjadi 25%.
Ketegangan perdagangan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu telah meninggi beberapa waktu belakangan. AS telah mengenakan bea masuk terhadap impor dari China senilai US$34 miliar yang langsung dibalas oleh Negeri Tirai Bambu dengan skala serupa.
"Pemerintahan Trump terus mendesak China untuk menghentikan praktik dagang tidak adilnya, membuka pasarnya, dan terlibat dalam persaingan pasar yang sesungguhnya. Kami telah sangat jelas mengungkapkan perubahan-perubahan spesifik yang harus China lakukan," kata Lighthizer dalam sebuah pernyataan hari Rabu, dikutip dari CNBC International.
"Sangat disayangkan, alih-alih mengubah kebiasaan berbahayanya, China telah secara ilegal membalas petani, pekerja, peternak, dan bisnis AS," tambahnya.
Kecemasan mengenai memanasnya perang dagang ini telah melemahkan bursa-bursa global. Pasar saham Asia berguguran dengan Shanghai Composite di China dan Nikkei 225 di Jepang anjlok masing-masing 2% dan 1,03% hari Kamis.
"China telah secara konsisten mengusahakan penyelesaian perbedaan melalui dialog, namun hanya dalam kondisi saling menghargai satu sama lain dengan setara dan memegang kata-kata kita," kata kementerian.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
"China siap sepenuhnya dan akan membalas untuk membela kehormatan negara dan kepentingan rakyat, membela perdagangan bebas dan sistem multilateral, dan membela kepentingan bersama seluruh negara," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan hari Kamis (2/8/2018).
Pernyataan kementerian itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan Perwakilan Dagang Robert Lighthizer untuk mempertimbangkan kenaikan usulan tarif terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) dari 10% menjadi 25%.
"Pemerintahan Trump terus mendesak China untuk menghentikan praktik dagang tidak adilnya, membuka pasarnya, dan terlibat dalam persaingan pasar yang sesungguhnya. Kami telah sangat jelas mengungkapkan perubahan-perubahan spesifik yang harus China lakukan," kata Lighthizer dalam sebuah pernyataan hari Rabu, dikutip dari CNBC International.
"Sangat disayangkan, alih-alih mengubah kebiasaan berbahayanya, China telah secara ilegal membalas petani, pekerja, peternak, dan bisnis AS," tambahnya.
Kecemasan mengenai memanasnya perang dagang ini telah melemahkan bursa-bursa global. Pasar saham Asia berguguran dengan Shanghai Composite di China dan Nikkei 225 di Jepang anjlok masing-masing 2% dan 1,03% hari Kamis.
"China telah secara konsisten mengusahakan penyelesaian perbedaan melalui dialog, namun hanya dalam kondisi saling menghargai satu sama lain dengan setara dan memegang kata-kata kita," kata kementerian.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular