
Bunga Kredit Naik, Pertumbuhan KPR Melambat
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
03 August 2018 13:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit konsumsi pada Juni 2018 sebesar Rp 1.444,8 triliun, bertumbuh 10,6% dibandingkan Juni 2017. Namun apabila dibandingkan Mei 2018, pertumbuhan kredit konsumsi tersebut melambat, yakni mencapai 11,8% (year on year/yoy) ke angka Rp 1.436,8 triliun.
Berdasarkan data uang beredar yang dirilis oleh BI, perlambatan pertumbuhan kredit ini disebabkan oleh perlambatan pada kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna yang masing-masing tumbuh sebesar 13,5% (yoy), 9,5% (yoy), dan 13,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 14,1% (yoy), 11% (yoy) dan 14,6% (yoy).
Perlambatan juga terjadi pada kredit properti yang mengalami perlambatan dari 15,1% menjadi 14,7% (yoy) pada Juni 2018. Perlambatan khususnya terjadi pada KPR/KPA terutama untuk tipe KPR 22-70 yang berlokasi di Jawa Barat dan Banten dan KPR di atas tipe 70 yang berlokasi di DKI dan Jawa Barat.
Perlambatan pertumbuhan KPR ini ditengarai karena kenaikan suku bunga KPR yang dilakukan oleh perbankan. Berdasarkan data survei kredit perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), suku bunga kredit pemilikan rumah diperkirakan meningkat 4 bps sementara kredit kendaraan naik 20 bps.
Bank juga mulai menaikkan suku bunga kreditnya, Secured Loan Division Head PT OCBC NISP Tbk (NISP) Veronika Susanti mengatakan banknya sudah menyesuaikan suku bunga KPR hingga 50 bps. "Sudah kami sesuaikan. Pricing baru menjadi 7,5% fix 3 tahun dan 7,99% fix 5 tahun. Sebelumnya, pricing 7% fix 3 tahun dan 7,5% fix 5 tahun," ujar dia.
Guna memacu pertumbuhan kredit yang masih berjalan di bawah target, BI melonggarkan rasio LTV untuk kredit properti dan rasio FTV untuk pembiayaan properti. Ini artinya, pihak yang mengambil KPR bisa membayar uang muka dengan rasio yang lebih kecil dari sebelumnya.
(roy) Next Article Bunga Bank di RI Selangit, BI: Butuh Waktu Turun
Berdasarkan data uang beredar yang dirilis oleh BI, perlambatan pertumbuhan kredit ini disebabkan oleh perlambatan pada kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna yang masing-masing tumbuh sebesar 13,5% (yoy), 9,5% (yoy), dan 13,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 14,1% (yoy), 11% (yoy) dan 14,6% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan KPR ini ditengarai karena kenaikan suku bunga KPR yang dilakukan oleh perbankan. Berdasarkan data survei kredit perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), suku bunga kredit pemilikan rumah diperkirakan meningkat 4 bps sementara kredit kendaraan naik 20 bps.
Bank juga mulai menaikkan suku bunga kreditnya, Secured Loan Division Head PT OCBC NISP Tbk (NISP) Veronika Susanti mengatakan banknya sudah menyesuaikan suku bunga KPR hingga 50 bps. "Sudah kami sesuaikan. Pricing baru menjadi 7,5% fix 3 tahun dan 7,99% fix 5 tahun. Sebelumnya, pricing 7% fix 3 tahun dan 7,5% fix 5 tahun," ujar dia.
Guna memacu pertumbuhan kredit yang masih berjalan di bawah target, BI melonggarkan rasio LTV untuk kredit properti dan rasio FTV untuk pembiayaan properti. Ini artinya, pihak yang mengambil KPR bisa membayar uang muka dengan rasio yang lebih kecil dari sebelumnya.
Untuk rumah tapak dengan di atas 70 meter persegi misalnya, pembeli pertama yang sebelumnya diwajibkan membayar uang muka senilai 10-15% kini dibebaskan dari kewajiban membayar uang muka (0%).
Kemudian, BI memberi pelonggaran jumlah fasilitas kredit atau pembiayaan melalui mekanisme inden, serta menyesuaikan pengaturan tahapan dan besaran pencairan kredit.
(roy) Next Article Bunga Bank di RI Selangit, BI: Butuh Waktu Turun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular