
Selain Berbunga 8,6%, Apa Kelebihan EBA-SP Ritel?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 August 2018 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) baru saja merilis EBA-SP pertama yang bisa jadi instrumen investasi pemodal ritel. Kalau selama ini pembelian instrumen EBA ditujukan lebih kepada investor dengan dana besar, kali ini bisa didapatkan hanya dengan Rp 100 ribu saja.
Sebelum bisa apa keuntungan investasi di EBA-SP rirel ini, mari kita pahami dulu apa sebenarnya produk investasi ini. EBA atau efek beragun aset adalah portofolio efek yang terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), kumpulan piutang, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah (KPR) atau apartemen, efek bersifat utang yang dijamin SMF, sarana peningkatan kredit (credit enhancement)/arus kas (cashflow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
Direktur Manajemen Risiko dan IT SMF Trisnaldi Yulrisman menjelaskan terdapat beberapa keuntungan dengan berinvestasi dalam instrumen satu ini meski sama-sama bersifat surat utang dengan obligasi ritel Indonesia.
"Sebetulnya surat utang apapun, akan mengacu kepada surat utang negara, tapi di tambah premi di dalamnya," kata Trisnaldi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/8).
Dia menjebarkan, saat ini yield untuk surat utang negara (SUN) adalah sebesar 7%, namun untuk menambah ketertarikan investor terhadap instrumen ini saat menerbitkan EBA bunga akan lebib tinggi 75-100 bps dibanding SUN untuk rating AAA.
Selanjutnya, untuk aset dasar (underlying asset) dianggap sangat berkualitas. Pasalnya untuk menentukan underlying ini aset harus diseleksi dengan 32 kriteria berbeda untuk memilihnya.
"Seperti underlying KPR tidak boleh macet sama sekali selama periode tertentu, kemudian tersebar di beberapa daerah dan nilai KPR-nya dibatasi untuk rumah pertama dan maksimal Rp 1 miliar," jelas dia.
SMF juga menjamin bahwa pembayaran kupon tiap tiga bulannya tidak mandek dengan adanya kredit enhancement.
"Itu kelebihannya, dari suku bunga jelas aman dan sebagainya itu lebih tinggi dari SUN walaupun SUN zero risk tapi ini ratingnya AAA dan dibundle dengan konsep yang sangat aman," imbuh dia.
Investasi di instrumen ini jelas-jelas lebih menguntungkan dibanding investasi di reksa dana, pasalnya keuntungan (return) sangat dipengaruhi oleh pergerakan indeks saham gabungan (IHSG). Sehingga jika gerak indeks konstan meningkat maka return reksa dana juga akan tinggi.
Namun, sepanjang tahun ini hingga akhir Juli lalu saja indeks masih terkoreksi 6,60% meski month to month sejak akhir Juni menguat 2,37%. Namun return yang diberikan reksa dana saham hanya sebesar 1,82% mtm dan masih terkoreksi 4,24%.
Sehingga jika ditilik, EBA-SP jauh lebih menguntungkan karena investor pasti akan menerima return tetap setiap tiga bulannya dengan nilai pasti dan tidak dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Selain itu juga dijamin dengan aset yang jelas pengembangannya.
(hps/hps) Next Article Milenial Hingga Ibu-ibu Simak Petuah Investasi Lo Kheng Hong
Sebelum bisa apa keuntungan investasi di EBA-SP rirel ini, mari kita pahami dulu apa sebenarnya produk investasi ini. EBA atau efek beragun aset adalah portofolio efek yang terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), kumpulan piutang, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah (KPR) atau apartemen, efek bersifat utang yang dijamin SMF, sarana peningkatan kredit (credit enhancement)/arus kas (cashflow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
Direktur Manajemen Risiko dan IT SMF Trisnaldi Yulrisman menjelaskan terdapat beberapa keuntungan dengan berinvestasi dalam instrumen satu ini meski sama-sama bersifat surat utang dengan obligasi ritel Indonesia.
Dia menjebarkan, saat ini yield untuk surat utang negara (SUN) adalah sebesar 7%, namun untuk menambah ketertarikan investor terhadap instrumen ini saat menerbitkan EBA bunga akan lebib tinggi 75-100 bps dibanding SUN untuk rating AAA.
Selanjutnya, untuk aset dasar (underlying asset) dianggap sangat berkualitas. Pasalnya untuk menentukan underlying ini aset harus diseleksi dengan 32 kriteria berbeda untuk memilihnya.
"Seperti underlying KPR tidak boleh macet sama sekali selama periode tertentu, kemudian tersebar di beberapa daerah dan nilai KPR-nya dibatasi untuk rumah pertama dan maksimal Rp 1 miliar," jelas dia.
SMF juga menjamin bahwa pembayaran kupon tiap tiga bulannya tidak mandek dengan adanya kredit enhancement.
"Itu kelebihannya, dari suku bunga jelas aman dan sebagainya itu lebih tinggi dari SUN walaupun SUN zero risk tapi ini ratingnya AAA dan dibundle dengan konsep yang sangat aman," imbuh dia.
Investasi di instrumen ini jelas-jelas lebih menguntungkan dibanding investasi di reksa dana, pasalnya keuntungan (return) sangat dipengaruhi oleh pergerakan indeks saham gabungan (IHSG). Sehingga jika gerak indeks konstan meningkat maka return reksa dana juga akan tinggi.
Namun, sepanjang tahun ini hingga akhir Juli lalu saja indeks masih terkoreksi 6,60% meski month to month sejak akhir Juni menguat 2,37%. Namun return yang diberikan reksa dana saham hanya sebesar 1,82% mtm dan masih terkoreksi 4,24%.
Sehingga jika ditilik, EBA-SP jauh lebih menguntungkan karena investor pasti akan menerima return tetap setiap tiga bulannya dengan nilai pasti dan tidak dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Selain itu juga dijamin dengan aset yang jelas pengembangannya.
(hps/hps) Next Article Milenial Hingga Ibu-ibu Simak Petuah Investasi Lo Kheng Hong
Most Popular