Ini Dua Alasan di Balik Sikap Hawkish Bank Sentral Inggris

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
02 August 2018 19:07
Babak Baru
Foto: Reuters
Pertimbangan kedua adalah arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve/The Fed, yang cenderung agresif dengan dua kenaikan suku bunga acuan sepanjang tahun ini. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) sedang melaju.

Pada kuartal II-2018, pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,1% secara tahunan (year-on-year/ YoY). Ini bisa mendorong The Fed mengerem pertumbuhan ekonomi agar tidak kepanasan (overheating).


Namun pada rilis meeting kemarin, The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan
di rentang 1,75%-2%. Namun, Jerome Powell dan kolega memberi petunjuk yang makin kuat bahwa suku bunga acuan kemungkinan besar naik bulan depan. 

"Pembukaan lapangan kerja begitu besar, angka pengangguran bertahan di tingkat rendah. Konsumsi rumah tangga dan dunia usaha pun tumbuh dengan kuat," tulis The Fed. 

Pernyataan tersebut membuat pasar memperkirakan suku bunga acuan akan naik dua kali lagi yaitu pada September dan Desember. Probabilitas kenaikan pada September mencapai 91%, sementara Desember adalah 71%, mengutip CME Fedwatch. 
 

Hal inilah yang diantisipasi BoE dengan menaikkan suku bunga acuannya, agar kebijakannya tidak ketinggalan dari negara lain (ahead of curve).  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular