
Internasional
Setelah 6 Hari, Pengemudi Taksi Hentikan Demo Protes Uber
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
02 August 2018 18:03

Madrid, CNBC Indonesia - Para pengemudi taksi konvensional di Spanyol menghentikan demonstrasi yang sudah berlangsung selama enam hari pada hari Rabu (1/8/2018) setelah pemerintah mengatakan akan membatasi lisensi untuk perusahaan-perusahaan penyedia transportasi online seperti Uber.
Keputusan itu menjadi rintangan terbaru untuk layanan tersebut menyusul protes dari para pengemudi taksi global.
Selama hampir sepekan, ribuan pengemudi taksi di seluruh negara memblokade jalanan utama di kota-kota dengan mobil taksi mereka. Para pengemudi memprotes layanan yang mereka klaim berjalan di bawah regulasi yang kurang ketat sehingga membuat kompetisi mustahil terjadi, Reuters melaporkan.
Layanan yang menawarkan transportasi lewat aplikasi online ketimbang mencegat di pinggir jalan sudah menjadi semakin populer di Spanyol dalam beberapa tahun berlakangan, didorong oleh diskon harga taksi untuk perjalanan ke bandara dan ke lokasi lainnya.
Pemerintah setuju untuk meloloskan regulasi baru di bulan September yang menjamin batas lisensi untuk layanan tersebut dengan rasio satu surat izin untuk setiap 30 izin taksi.
Keputusan, yang akan menyerahkan regulasi layanan kepada 17 otoritas kawasan Spanyol, adalah tantangan terbaru untuk perusahaan layanan transportasi online yang sudah menghadapi penolakan kuat dari berbagai asosiasi taksi di banyak negara.
Dengan dukungan pendanaan dari perusahaan investasi seperti Goldman Sachs dan BlackRock serta valuasi lebih dari US$70 miliar (Rp 1.014 triliun), Uber menghadapi protes, larangan, dan pembatasan karena menantang operator taksi konvensional.
Para pengemudi taksi di London mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan perwakilan kelompok (class action) ke Uber setelah aplikasi ponselnya memperoleh pembaruan lisensi sementara untuk beroperasi di ibukota Inggris itu.
Pesatnya pertumbuhan kendaraan untuk disewakan di New York, Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya kasus bunuh diri pengemudi taksi kuning yang bersusah payah untuk berkompetisi telah mendesak pemerintah kota untuk mempertimbangkan pembatasan layanan, yang pertama kali ada di negara itu.
Di Spanyol, hukum yang berlaku dapat mendorong pemutusan kerja ribuan pengemudi Uber dan Cabify karena saat ini hanya ada 9.000 izin yang diberikan ke layanan online tersebut, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah izin taksi sebanyak 70.000 dan rasio 30-1 yang disepakati hari Rabu (1/8/2018).
(prm) Next Article Ini Komentar Grab Indonesia Soal Akuisisi Uber
Keputusan itu menjadi rintangan terbaru untuk layanan tersebut menyusul protes dari para pengemudi taksi global.
Selama hampir sepekan, ribuan pengemudi taksi di seluruh negara memblokade jalanan utama di kota-kota dengan mobil taksi mereka. Para pengemudi memprotes layanan yang mereka klaim berjalan di bawah regulasi yang kurang ketat sehingga membuat kompetisi mustahil terjadi, Reuters melaporkan.
Pemerintah setuju untuk meloloskan regulasi baru di bulan September yang menjamin batas lisensi untuk layanan tersebut dengan rasio satu surat izin untuk setiap 30 izin taksi.
Keputusan, yang akan menyerahkan regulasi layanan kepada 17 otoritas kawasan Spanyol, adalah tantangan terbaru untuk perusahaan layanan transportasi online yang sudah menghadapi penolakan kuat dari berbagai asosiasi taksi di banyak negara.
Dengan dukungan pendanaan dari perusahaan investasi seperti Goldman Sachs dan BlackRock serta valuasi lebih dari US$70 miliar (Rp 1.014 triliun), Uber menghadapi protes, larangan, dan pembatasan karena menantang operator taksi konvensional.
Para pengemudi taksi di London mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan perwakilan kelompok (class action) ke Uber setelah aplikasi ponselnya memperoleh pembaruan lisensi sementara untuk beroperasi di ibukota Inggris itu.
Pesatnya pertumbuhan kendaraan untuk disewakan di New York, Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya kasus bunuh diri pengemudi taksi kuning yang bersusah payah untuk berkompetisi telah mendesak pemerintah kota untuk mempertimbangkan pembatasan layanan, yang pertama kali ada di negara itu.
Di Spanyol, hukum yang berlaku dapat mendorong pemutusan kerja ribuan pengemudi Uber dan Cabify karena saat ini hanya ada 9.000 izin yang diberikan ke layanan online tersebut, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah izin taksi sebanyak 70.000 dan rasio 30-1 yang disepakati hari Rabu (1/8/2018).
(prm) Next Article Ini Komentar Grab Indonesia Soal Akuisisi Uber
Most Popular