Tiga Kebijakan yang Buktikan Jokowi Bernyali 'Lawan' Asing

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
01 August 2018 10:37
Berhasil Kuasai Blok Minyak Raksasa dari Chevron
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Penantian siapa yang akan mengelola blok minyak tersubur di RI akhirnya tuntas juga. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.

" Pemerintah lewat Menteri ESDMĀ menetapkan pengelolaan blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina" ujar Arcandra di Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018).

Sebagaimana diketahui, blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia. Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.

Dengan potensi tersebut, syahdan, blok yang habis kontraknya pada 2021 mendatang, menjadi rebutan dua perusahaan migas besar, yakni Chevron Pasific Indonesia, yang saat ini merupakan kontraktor eksisting, dan PT Pertamina (Persero). Keduanya sudah memasukkan proposal lengkap terkait usulan pengelolaan blok Rokan sejak bulan lalu.

"Untuk ke depannya, 100% pengelolaan kepada Pertamina," kata Arcandra.

Arcandra melanjutkan, sesuai dengan peraturan menteri nantinya sebesar 10% saham tersebut wajib dilungsurkan Pertamina untuk Pemerintah Daerah lewat BUMD yang ditunjuk. Adapun Pertamina akan resmi mengelola blok Rokan per tanggal 8 Agustus 2021.

Terdapat 3 hal yang jadi pertimbangan pemerintah menyerahkan blok Rokan ke Pertamina. Pertama adalah besaran bonus tanda tangan senilai Rp 11,3 triliun, komitmen kerja pasti Rp 7,2 triliun, dan potensi pendapatan negara dalam 20 tahun ke depan senilai US$ 57 miliar atau Rp 825 triliun.

Dalam pengelolaan blok Rokan, lanjut Arcandra, Pertamina akan menggunakan skema gross split. Tetapi, Pertamina meminta diskresi tambahan split sebesar 8% untuk kelola blok minyak dengan rerata produksi 210 ribu barel per hari ini dan cadangan kisaran 500 juta barel hingga 1,5 miliar barel . "Pemerintah sepakat dengan usulan Pertamina, nanti detilnya kita bicarakan."

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menambahkan ke depan, hingga masa transisi tiba Pertamina bisa mulai kerjasama dengan Chevron selaku eksisting kontraktor. "Pertamina sebagai future kontraktor untuk melakukan transisi sampai kontrak-kontrak habis," katanya.

Blok Rokan adalah blok terbesar di RI yang selama 94 tahun terakhir dikuasai oleh Chevron Pasific Indonesia. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ini, pertama kali datang ke Sumatra dan ekspedisi di lokasi tersebut pada 1924. Dan, melakukan produksi pertama pada 1952.

Produksi di PSC Rokan dimulai pada Mei 1952, saat lapangan Minas beroperasi dengan tingkat produksi awal 15.000 barel/hari. Tingkat produksi ini kemudian melesat menjadi lebih dari 100.000 barel/hari, saat pengiriman produksi dipindah dari Pakning ke Dumai. Tidak lama, produksi skala penuh di Duri dimulai pada tahun 1957.

Selama akhir 1960-an hingga awal 1970-an, lapangan minyak yang jumlahnya tak terhitung mulai terkoneksi dengan berkembangnya pembangunan infrastruktur jalur pipa. Pada Mei 1973, produksi memuncak hingga hampir mencapai 1.000.000 barel/hari.

(ray)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular