Proposal Rokan Dievaluasi, Permohonan Jabung Ditampung

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 July 2018 09:10
PT Pertamina (Persero) juga ternyata tengah melirik pengelolaan blok Jabung.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua perusahaan migas jumbo, yakni Chevron dan Pertamina sudah memasukkan proposal lengkap mereka untuk mengelola blok Rokan.

Chevron mengelola blok minyak tersubur RI itu hampir 50 tahun lamanya, dan masih berniat untuk bertahan di sana. Di tengah naik turunnya harga minyak dunia dan rencana korporasi untuk efisiensi, Chevron sudah melepas beberapa blok yang mereka miliki di Indonesia seperti blok East Kalimantan dan Attaka. Tapi, pengecualian mereka berikan untuk Rokan. 


Bolak-balik Chevron mendekati para petinggi negeri, mulai dari pihak Kementerian ESDM, SKK Migas, bahkan tak tanggung-tanggung, Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor pun langsung datang menyambangi Luhut. 

Menko Luhut pun tidak menampik soal pendekatan Chevron ini. Menurutnya, sah-sah saja jika Chevron ingin maju lagi untuk mengelola blok ini. Tetapi, terbuka juga pilihan untuk join bersama Pertamina. "Chevron kan memang punya teknologi, dia bisa naikkan kapasitas cadangan blok tersebut ke 1,2 miliar barel," jelas Luhut, Selasa (24/7/2018).

Merinci soal janji investasi yang disiapkan Chevron, Luhut memaparkan bahwa investasi tersebut terdiri dari dua tahap. Pertama yakni untuk produksi total hingga 500 juta barel, nilai investasi yang dikucurkan senilai US$ 33 miliar. Masuk ke fase kedua, dengan produksi total 700 juta barel diperkirakan investasi bisa mencapai hingga US$ 55 miliar atau setara Rp 792 triliun. "Ini untuk 20 tahun," katanya.

Lantas, bagaimana dengan Pertamina? Perusahaan migas pelat merah ini pun juga menyatakan keinginannya untuk 100% pengelolaan blok terbesar di RI ini jatuh ke tangan BUMN. 

Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina melakukan pengajuan proposal atas Blok Rokan pada 28 Juni 2018. Dalam ajuannya itu Pertamina menyatakan siap melanjutkan pemanfaatan teknologi EOR seperti yang telah diterapkan saat ini oleh Chevron secara mandiri dan efisien. 

Nilai investasi yang disiapkan Pertamina memang belum terungkap hingga saat ini, namun berkaca dari pengalaman Pertamina saat mendapat blok Mahakam, alokasi belanja modal yang disiapkan perusahaan untuk kelola blok gas raksasa itu juga terbilang besar. Yakni, sekitar US$ 700 juta dan dana operasi US$ 1 miliar di 2018 atau setara Rp 24 triliun. 

Untuk memilih calon penguasa blok Rokan, pemerintah akan membandingkan penawaran masing-masing perusahaan. Mulai dari pengelolaan komersialnya, komitmen kerja pasti, bonus tanda tangan, dan pemilihan metode untuk mengoptimalkan produksi.


Wakil Menteri Arcandra Tahar mengatakan pemerintah terbuka untuk kedua perusahaan dan akan membahas proposal mereka secara maraton pekan ini. "Kami berusaha agar selesai. Hari ini sampai minggu depan kami maraton untuk evaluasi, kami coba yang terbaik. Targetnya awal Agustus selesai," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar usai Rakornas TPID 2018, Kamis (26/7/2018).

Kendati demikian, Pertamina tidak hanya melirik blok minyak tersubur di Indonesia, PT Pertamina (Persero) juga ternyata tengah melirik pengelolaan blok Jabung, yang merupakan salah satu wilayah kerja (WK) terminasi yang habis kontraknya pada 26 Februari 2023 mendatang.

Berdasar dokumen yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina diketahui mengajukan permohonan open data untuk Blok Jabung pada tanggal 6 Juli 2018. Surat yang ditujukan ke Direktur Jenderal Migas ESDM ini menyebut pengajuan open data ini dilakukan sebagai langkah untuk meningkatkan peran dalam pengelolaan sumber energi nasional. 

Saat dikonfirmasi terkait aksi ini, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengaku tidak tahu akan adanya pengajuan pembukaan data oleh Pertamina. 


"Saat ini fokus dan konsentrasi saya masih di Rokan dulu," ujar Djoko kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Sementara itu, Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Andi Wisnu juga belum mau berkomentar.

Pertamina menilai WK Jabung merupakan WK yang menarik potensinya. Saat ini, kontraktor WK Jabung adalah PetroChina yang juga operator (27,85%), Petronas Carigali (27,85%), PHE Jabung (14,28%) dan PT PP Oil & Gas (30%).

Adapun, sampai pada April 2018, berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak di blok Jabung tercatat sebesar 14.194,83 barel per hari (BOPD) dan produksi gas-nya sebesar 295,32 MMCFD).


(roy/roy) Next Article Lepas Empat Blok Migas, Chevron Fokus Pertahankan Blok Rokan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular