Saat Ini, Ayam Jadi Barang Langka di Indonesia

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
26 July 2018 15:48
Libur Lebaran terlalu banyak membuat jam bekerja berkurang.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian mengklaim kenaikan harga daging dan telur ayam yang terjadi saat ini hanya bersifat temporer dan diharapkan dapat turun dalam minggu-minggu ini.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian Sugiyono mengatakan harga daging ayam yang melonjak tajam di pasaran disebabkan oleh produksi ayam pedaging (broiler) dan petelur yang terganggu libur Lebaran kemarin sehingga suplai di pasaran saat ini menurun.

"Nah ini kan dampak Lebaran. Bapak-bapak sekalian Lebaran mau silaturahmi, ini kita mengurus ayam, pemilik kandang mau masuk tapi karyawannya tidak ada yang mau, minta libur. Inilah dampaknya sekarang. Itu laporan dari lapangan, dari Blitar. Biasanya setelah Lebaran itu harga turun nah ini harga naik karena barang nggak ada," ujar Sugiyono di sela Pembukaan Kongres XII Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Kamis (26/7/2018).

Menurutnya, chick in (bibit ayam) yang diproduksi seminggu sesudah Lebaran kemarin baru akan dipanen minggu depan setelah 35 hari.



"Ada beberapa daerah seperti Salatiga yang konsumennya lebih menginginkan ayam broiler dengan berat lebih dari 2 kg, yang butuh waktu produksi 40-45 hari. Kalau di DKI ayam yang 0,8-1,2 kg saja sudah laku, tapi kalau di daerah seperti Tulungagung, Temanggung itu sukanya ayam dengan berat 2 kg. Saat ini belum pada panen," jelasnya.

"Ini masalah sequence waktu saja, setelah ini aman lagi. Minggu-minggu ini, awal Agustus pasti turun karena sudah mulai panen lagi," imbuhnya.

Saat ini, Sugiyono memperoleh informasi bahwa harga telur di tingkat peternak sudah turun menjadi kisaran Rp 18.500/kg, sementara harga daging ayam di kisaran Rp 22.000 - 23.000/kg.
(ray) Next Article Peternak Curhat Rugi Rp 2 T Gara-Gara Harga Ayam Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular