
'Kalau Ayam Masih Mahal Pekan Depan, Ada Masalah Serius'
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
25 July 2018 17:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging ayam masih terus mahal, bercokol jauh di atas batas normal
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga daging ayam ras segar per hari ini (25/7/2018) secara nasional adalah Rp 41.100/kg, turun 1,2% dibanding kemarin yang sempat menyentuh Rp 41.600/kg.
Adapun berdasarkan Permendag No. 58/2018, harga acuan penjualan daging ayam di konsumen hanya Rp 32.000/kg.
Dewan Pembina Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan harga ayam saat ini tinggi karena suplainya ke pasaran berkurang.
"Harga ayam memang tinggi karena suplainya kurang. Yang dipanen saat ini adalah yang chick in saat Lebaran. Saat itu, perusahaan bibit hanya memproduksi by order [sesuai pesanan], jadi memang kurang," jelas Sudirman kepada CNBC Indonesia, Rabu (25/7/2018).
Sudirman meyakini, produksi daging ayam yang melambat saat Lebaran dipengaruhi masa libur Lebaran yang cukup panjang hingga 10 hari. Hal ini menyebabkan produksi bibit ayam pedaging di peternakan berkurang drastis karena mayoritas pekerja diliburkan.
"Iya dong, kan nggak ada orang kerja di kandang," ujarnya.
Kendati demikian, Sudirman optimis harga akan berangsur turun saat pekan depan karena rantai produksi ayam pedaging telah kembali normal.
"Kita lihat minggu depan. Kalau masih tinggi berarti ada masalah serius," pungkasnya.
(ray) Next Article Peternak Curhat Rugi Rp 2 T Gara-Gara Harga Ayam Anjlok
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga daging ayam ras segar per hari ini (25/7/2018) secara nasional adalah Rp 41.100/kg, turun 1,2% dibanding kemarin yang sempat menyentuh Rp 41.600/kg.
Adapun berdasarkan Permendag No. 58/2018, harga acuan penjualan daging ayam di konsumen hanya Rp 32.000/kg.
"Harga ayam memang tinggi karena suplainya kurang. Yang dipanen saat ini adalah yang chick in saat Lebaran. Saat itu, perusahaan bibit hanya memproduksi by order [sesuai pesanan], jadi memang kurang," jelas Sudirman kepada CNBC Indonesia, Rabu (25/7/2018).
Sudirman meyakini, produksi daging ayam yang melambat saat Lebaran dipengaruhi masa libur Lebaran yang cukup panjang hingga 10 hari. Hal ini menyebabkan produksi bibit ayam pedaging di peternakan berkurang drastis karena mayoritas pekerja diliburkan.
"Iya dong, kan nggak ada orang kerja di kandang," ujarnya.
Kendati demikian, Sudirman optimis harga akan berangsur turun saat pekan depan karena rantai produksi ayam pedaging telah kembali normal.
"Kita lihat minggu depan. Kalau masih tinggi berarti ada masalah serius," pungkasnya.
(ray) Next Article Peternak Curhat Rugi Rp 2 T Gara-Gara Harga Ayam Anjlok
Most Popular