Analisis Teknikal

Harga Ayam Melambung, Saham CPIN Berpotensi Reli

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 July 2018 16:09
Saham CPIN berpeluang menguat pekan ini, jelang rilis laporan keuangan triwulan kedua di tengah ekspansi perseroan ke pasar ekspor.
Foto: CNBC Indonesia/Monica Ramadhona
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berpeluang menguat pekan ini, jelang rilis laporan keuangan triwulan kedua di tengah ekspansi perseroan ke pasar ekspor. 

Untuk pertama kalinya melakukan ekspor ayam ke Jepang, menyusul ekspor ke Papua Nugini. Setelah Jepang, perseroan mengaku tengah membidik pasar ekspor ke Timur Tengah yang tingkat kebutuhan makanan halal di wilayah tersebut cukup tinggi. 

Sementara itu, perusahaan di tahun ini juga berencana untuk menambah dua pabrik baru di wilayah Jawa Tengah dan Sumatera. Dua pabrik ini masing-masing akan memiliki kapasitas produksi 60 ribu ton dan 30 ribu ton per tahun, dan ditargetkan beroperasi penuh akhir 2019. 

Sampai berita ini diturunkan, saham CPIN diperdagangkan Rp 4.400 per saham naik 180 poin (+4,26%) menjelang laporan keuangan triwulan dua yang akan disampaikan perseroan kepada otoritas bursa. 

Salah satu sentimen yang mempengaruhi sentimen investor adalah kenaikan harga ayam di pasaran. Di pasaran di Jakarta dan sejumlah daerah mencapai Rp 50.000/kilogram dari harga biasanya Rp 40.000/kilogram.

Bagaimana pergerakan CPIN dilihat dari kaca mata analisis teknikal, tim riset CNBC Indonesia merangkumnya untuk anda: 
Saham CPIN Berpeluang Naik Jelang Laporan Keuangan Kuartal 2Sumber: Reuters
Dalam beberapa bulan, CPIN bergerak dalam tren kenaikan (uptrend) dan cenderung menguat disertai dengan volume yang cukup tinggi.Mengacu pada beberapa indikator teknikal, saham emiten yang dikendalikan Charoen Thailand ini berpeluang menguat sepekan ini.

Berdasarkan indikator stochastic slow CPIN sedikit di luar area jenuh belinya (overbought) meski sahamnya menguat tajam beberapa hari ini.

Adapun indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) cenderung mengarah pada persilangan emas (golden cross) atau bergerak menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/hps) Next Article Laba Charoen Pokphand di 2019 Turun 21% Jadi Rp 3,36 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular