
Penerapan B30, Gaikindo Minta Pertimbangkan Kondisi Mesin
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 July 2018 16:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Rencana pemerintah untuk mempercepat penggunaan bahan bakar nabati (BBN) B30 mendapat masukan dari pihak Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).
"Kami meminta agar pemerintah betul-betul memastikan kesiapan mesin dan bahan baku, karena kendaraan lama kan juga perlu dilakukan perawatan," ujar Anggota Kompartemen Teknologi Lingkungan dan Industri Gaikindo Ketut Suciarta kepada media saat dijumpai di Gedung EBTKE, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Aspirasi juga disampaikan oleh Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo). Ketua Aptrindo Kyatmadja Lookman mengatakan, posisi mereka pada dasarnya menolak percepatan penggunaan B30, kecuali ada solusi dari pemerintah untuk implementasi ini.
"Konsumsi BBM bukan sesuatu yang bisa dihindari. Bisa bertambah, tapi bukannya nanti malah jadi menambah emisi. Kebijakan ini kami langsung menerima dampaknya. Ada 6,2 juta truk di Indonesia, ini uji coba perlu dicek ke mobil mobil lama," tutur Kyatmadja.
Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah pasti akan memastikan semuanya kekhawatiran dari pihak industri transportasi diselesaikan terlebih dahulu.
"Tadi ada usul juga, terkait cara handling-nya, bagaimana cara mencampurkan, kan kalau bahan bakarnya bagus, biodieselnya bagus, jumlahnya ada, tapi cara mencampurnya tidak benar, disimpan tidak benar, itu juga berpengaruh. Teman-teman yang lain di komite teknis bioenergi itu sudah menyusun dan menerapkan untuk pedoman handling biodiesel," terang Dadan saat dijumpai di kesempatan yang sama.
"Ini datangnya dari Presiden, per sekarang kami targetkan di 2019, percepatan setahun. Kami akan pastikan dari dukungan teman-teman semua," pungkas Dadan.
(gus) Next Article Penggunaan BBN Campuran Sawit 30% Dipercepat Setahun
"Kami meminta agar pemerintah betul-betul memastikan kesiapan mesin dan bahan baku, karena kendaraan lama kan juga perlu dilakukan perawatan," ujar Anggota Kompartemen Teknologi Lingkungan dan Industri Gaikindo Ketut Suciarta kepada media saat dijumpai di Gedung EBTKE, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
"Konsumsi BBM bukan sesuatu yang bisa dihindari. Bisa bertambah, tapi bukannya nanti malah jadi menambah emisi. Kebijakan ini kami langsung menerima dampaknya. Ada 6,2 juta truk di Indonesia, ini uji coba perlu dicek ke mobil mobil lama," tutur Kyatmadja.
Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah pasti akan memastikan semuanya kekhawatiran dari pihak industri transportasi diselesaikan terlebih dahulu.
"Tadi ada usul juga, terkait cara handling-nya, bagaimana cara mencampurkan, kan kalau bahan bakarnya bagus, biodieselnya bagus, jumlahnya ada, tapi cara mencampurnya tidak benar, disimpan tidak benar, itu juga berpengaruh. Teman-teman yang lain di komite teknis bioenergi itu sudah menyusun dan menerapkan untuk pedoman handling biodiesel," terang Dadan saat dijumpai di kesempatan yang sama.
"Ini datangnya dari Presiden, per sekarang kami targetkan di 2019, percepatan setahun. Kami akan pastikan dari dukungan teman-teman semua," pungkas Dadan.
(gus) Next Article Penggunaan BBN Campuran Sawit 30% Dipercepat Setahun
Most Popular