
Chevron Siapkan Rp 792 T Demi Blok Rokan, Pertamina Berapa?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
25 July 2018 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhirnya nilai investasi yang diajukan Chevron untuk bisa melanjutkan pengelolaan blok Rokan terungkap ke publik. Perusahaan migas asal Amerika ini disebut siap investasi hingga US$55 miliar atau setara Rp 792 triliun jika terpilih lagi untuk mengelola blok yang ada di Riau tersebut.
Hal itu diungkap oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan. "Dia (Chevron) mau investasi pertama US$33 miliar dan kedua US$55 miliar," kata Luhut saat dijumpai di kantornya, Selasa (24/7/2018).
Merinci soal janji investasi yang disiapkan Chevron, Luhut memaparkan bahwa investasi tersebut terdiri dari dua tahap. Pertama yakni untuk produksi total hingga 500 juta barel, nilai investasi yang dikucurkan senilai US$ 33 miliar. Masuk ke fase kedua, dengan produksi total 700 juta barel diperkirakan investasi bisa mencapai hingga US$ 55 miliar. "Ini untuk 20 tahun," katanya.
Menurut Luhut, sah-sah saja jika Chevron ingin maju lagi untuk mengelola blok ini. Tetapi, terbuka juga pilihan untuk join bersama Pertamina. "Chevron kan memang punya teknologi, dia bisa naikkan kapasitas cadangan blok tersebut ke 1,2 miliar barel," jelas Luhut.
Memang, blok Rokan ini adalah blok yang sedang diperebutkan oleh Chevron dan Pertamina. Bagaimana tidak, blok Rokan merupakan blok migas dengan produksi minyak tertinggi, maka tak heran blok itu menjadi incaran perusahaan migas besar.
Pada kuartal I tahun ini, blok Rokan menghasilkan minyak sekitar 210.280 barel per hari (bph) atau terbanyak dibanding blok-blok lain. Sementara untuk produksi gas, Blok Rokan memproduksi sekitar 24,26 MMSCFD.
Kontrak Kelola blok Rokan oleh Chevron akan habis di 2021 mendatang, seakan tak mau melewatkan kesempatan, Pertamina pun telah melirik untuk mengambil alih 100% blok Rokan dari cengkeraman Chevron.
Jika benar Chevron siap "membuang" Rp 792 triliun demi blok Rokan, lantas bagaimana dengan Pertamina?
Sampai saat ini, diketahui, Pemerintah memberi tenggat sepanjang minggu ini bagi PT Pertamina (Persero) untuk melengkapi proposal penawaran pengelolaan Blok Rokan. Pasalnya, proposal yang diajukan oleh perusahaan migas pelat merah tersebut sempat dikembalikan karena tidak lengkap.
"Proposalnya dikembalikan, karena masih belum lengkap," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Lebih lanjut, Djoko menuturkan, ketidaklengkapan proposal disebabkan perusahaan gas pelat merah tersebut belum memasukkan penawaran bonus tanda tangan (signature bonus) atas blok Rokan. "Komitmen pasti dan lainnya sudah, tinggal signature bonus-nya saja yang belum," imbuh Djoko.
Kendati demikian, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan tim dari kementerian akan menyelesaikan proses pembedahan dan pembahasan proposal untuk pengelolaan akan tuntas pada akhir bulan ini.
"Pertamina diminta untuk melengkapi karena ada proses internal yang harus dilalui. [Kami tunggu] minggu ini," kata Arcandra di usai rapat bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (24/7/2018).
Nantinya, kedua proposal tersebut pun akan dibandingkan dan dilihat mana yang memberikan keuntungan yang lebih baik untuk negara.
"Dibandingkan mana yang berikan keuntungan bagi negara lebih baik. Kami usahakan membandingkan (dengan proposal Pertamina) pekan ini. Mulai Selasa hingga Rabu saya ada pertemuan secara maraton dengan Pertamina dan Chevron," pungkas Arcandra.
(roy/roy) Next Article Garap Lapangan Meliwis, Santos Targetkan Produksi 2019
Hal itu diungkap oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan. "Dia (Chevron) mau investasi pertama US$33 miliar dan kedua US$55 miliar," kata Luhut saat dijumpai di kantornya, Selasa (24/7/2018).
Merinci soal janji investasi yang disiapkan Chevron, Luhut memaparkan bahwa investasi tersebut terdiri dari dua tahap. Pertama yakni untuk produksi total hingga 500 juta barel, nilai investasi yang dikucurkan senilai US$ 33 miliar. Masuk ke fase kedua, dengan produksi total 700 juta barel diperkirakan investasi bisa mencapai hingga US$ 55 miliar. "Ini untuk 20 tahun," katanya.
Pada kuartal I tahun ini, blok Rokan menghasilkan minyak sekitar 210.280 barel per hari (bph) atau terbanyak dibanding blok-blok lain. Sementara untuk produksi gas, Blok Rokan memproduksi sekitar 24,26 MMSCFD.
Kontrak Kelola blok Rokan oleh Chevron akan habis di 2021 mendatang, seakan tak mau melewatkan kesempatan, Pertamina pun telah melirik untuk mengambil alih 100% blok Rokan dari cengkeraman Chevron.
Jika benar Chevron siap "membuang" Rp 792 triliun demi blok Rokan, lantas bagaimana dengan Pertamina?
Sampai saat ini, diketahui, Pemerintah memberi tenggat sepanjang minggu ini bagi PT Pertamina (Persero) untuk melengkapi proposal penawaran pengelolaan Blok Rokan. Pasalnya, proposal yang diajukan oleh perusahaan migas pelat merah tersebut sempat dikembalikan karena tidak lengkap.
"Proposalnya dikembalikan, karena masih belum lengkap," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Lebih lanjut, Djoko menuturkan, ketidaklengkapan proposal disebabkan perusahaan gas pelat merah tersebut belum memasukkan penawaran bonus tanda tangan (signature bonus) atas blok Rokan. "Komitmen pasti dan lainnya sudah, tinggal signature bonus-nya saja yang belum," imbuh Djoko.
Kendati demikian, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan tim dari kementerian akan menyelesaikan proses pembedahan dan pembahasan proposal untuk pengelolaan akan tuntas pada akhir bulan ini.
"Pertamina diminta untuk melengkapi karena ada proses internal yang harus dilalui. [Kami tunggu] minggu ini," kata Arcandra di usai rapat bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (24/7/2018).
Nantinya, kedua proposal tersebut pun akan dibandingkan dan dilihat mana yang memberikan keuntungan yang lebih baik untuk negara.
"Dibandingkan mana yang berikan keuntungan bagi negara lebih baik. Kami usahakan membandingkan (dengan proposal Pertamina) pekan ini. Mulai Selasa hingga Rabu saya ada pertemuan secara maraton dengan Pertamina dan Chevron," pungkas Arcandra.
(roy/roy) Next Article Garap Lapangan Meliwis, Santos Targetkan Produksi 2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular