
Internasional
Mesut Ozil, Pahlawan Jerman yang Terbuang Karena Isu Erdogan
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 July 2018 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan pesepakbola Mesut Ozil untuk berhenti bermain bagi tim nasional Jerman membangkitkan badai rasisme di Berlin pada hari Senin (23/7/2018). Di saat yang sama, keputusan itu disambut hangat di Ankara, Turki.
Setelah mengunci mulut selama berbulan-bulan akibat beredarnya foto kontroversialnya bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di bulan Mei, Ozil buka suara pada hari Minggu. Foto dengan Erdogan itu memicu pertanyaan soal loyalitasnya terhadap Jerman.
Gelandang kreatif klub Arsenal itu mengeluarkan pernyataan pedas setebal empat halaman yang ditujukan kepada pimpinan asosiasi sepakbola Jerman (DFB), sponsor, dan media.
Ozil yang juga pemain kunci timnas Jerman saat menjadi juara Piala Dunia 2014 menyalahkan manajemen DFB (PSSI-nya Jerman) khususnya Presiden Reinhard Grindel, yang tidak berpihak padanya di tengah hantaman kritik.
"Di mata Grindel dan pendukungnya, saya seorang warga negara Jerman ketika kami menang, namun saya adalah seorang imigran ketika kami kalah," tulis Ozil, dilansir dari AFP.
Pemain berusia 29 tahun itu mengatakan ia bersikap jujur terhadap asalnya baik Jerman maupun Turki. Ia juga berkeras tidak bermaksud membuat pernyataan politik tertentu ketika tampil bersama Erdogan beberapa saat sebelum Piala Dunia 2018 dimulai.
"Saya memiliki dua hati, satu untuk Jerman dan satu Turki," kata Ozil yang berulang kali menjadi sasaran kritik akibat penampilan mengecewakan Jerman di Piala Dunia 2018. Timnas Jerman gagal melewati fase grup di pagelaran sepakbola terbesar dunia itu.
Pernyataan Ozil yang meledak-ledak dalam tiga post berbeda di Twitter dan Instagram dipuji oleh pemerintahan Erdogan yang telah mendukung kampanye melawan apa yang Ankara sebut sebagai Islamophobia di Eropa.
"Saya memberi selamat pada Mesut Ozil yang dengan meninggalkan tim nasionalnya telah mencatatkan gol terbaik melawan virus fasisme," tulis Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul di akun Twitter-nya.
Namun, keputusan Ozil mendapatkan respons beragam dari Jerman.
Setelah mengunci mulut selama berbulan-bulan akibat beredarnya foto kontroversialnya bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di bulan Mei, Ozil buka suara pada hari Minggu. Foto dengan Erdogan itu memicu pertanyaan soal loyalitasnya terhadap Jerman.
Gelandang kreatif klub Arsenal itu mengeluarkan pernyataan pedas setebal empat halaman yang ditujukan kepada pimpinan asosiasi sepakbola Jerman (DFB), sponsor, dan media.
"Di mata Grindel dan pendukungnya, saya seorang warga negara Jerman ketika kami menang, namun saya adalah seorang imigran ketika kami kalah," tulis Ozil, dilansir dari AFP.
Pemain berusia 29 tahun itu mengatakan ia bersikap jujur terhadap asalnya baik Jerman maupun Turki. Ia juga berkeras tidak bermaksud membuat pernyataan politik tertentu ketika tampil bersama Erdogan beberapa saat sebelum Piala Dunia 2018 dimulai.
Di mata Grindel dan pendukungnya, saya seorang warga negara Jerman ketika kami menang, namun saya adalah seorang imigran ketika kami kalah.Mesut Ozil |
"Saya memiliki dua hati, satu untuk Jerman dan satu Turki," kata Ozil yang berulang kali menjadi sasaran kritik akibat penampilan mengecewakan Jerman di Piala Dunia 2018. Timnas Jerman gagal melewati fase grup di pagelaran sepakbola terbesar dunia itu.
Pernyataan Ozil yang meledak-ledak dalam tiga post berbeda di Twitter dan Instagram dipuji oleh pemerintahan Erdogan yang telah mendukung kampanye melawan apa yang Ankara sebut sebagai Islamophobia di Eropa.
"Saya memberi selamat pada Mesut Ozil yang dengan meninggalkan tim nasionalnya telah mencatatkan gol terbaik melawan virus fasisme," tulis Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul di akun Twitter-nya.
Namun, keputusan Ozil mendapatkan respons beragam dari Jerman.
Next Page
Kritik dan Dukungan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular