Menperin Tolak Moratorium Pabrik Baru Semen

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
23 July 2018 09:41
Kapasitas produksi pabrik semen di Indonesia jauh di atas tingkat konsumsi.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengklaim pembangunan industri strategis seperti pabrik semen perlu dijaga keberlanjutannya karena membawa efek berganda bagi perekonomian daerah dan nasional.

Efek yang dimaksud antara lain penyerapan tenaga kerja dan penumbuhan industri kecil berbasis semen yang bisa dikembangkan.

"Industri semen sebenarnya sektor yang sangat lokal," ujar Airlangga dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (22/7/2018).

Adapun saat ini kondisi industri semen tengah menghadapi kelebihan kapasitas produksi. Total kapasitas produksi pabrik semen di Indonesia mencapai 100 juta ton per tahun, tetapi konsumsi hanya 60-68 juta ton.


"Industri semen di dalam negeri memang kondisinya sedang oversupply. Begitu ada demand meningkat, pelaku industri berlomba-lomba berinvestasi dan membuat pabrik, sehingga over kapasitas," ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya berupaya terus mendorong konsumsi semen di pasar domestik melalui beberapa peluang proyek yang sedang berjalan, terutama proyek pemerintah seperti program pembangunan di sektor infrastruktur, properti, dan manufaktur. Kemenperin juga meminta industri-industri di dalam negeri untuk menyerap dan menggunakan bahan baku clinker dari produksi lokal.


"Kami berkoordinasi dengan Kementerian PUPR serta instansi lainnya, sehingga utilisasi industri semen nasional dapat terus ditingkatkan. Mekanisme yang bisa kita lakukan selanjutnya adalah dengan mengenakan bea masuk anti dumping (BMAD) apabila kita melihat ada impor yang meningkat dengan harga yang lebih murah dari produksi lokal," jelas Menperin.

"Kami juga mendorong diversifikasi produk barang-barang dari semen serta penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib," imbuhnya.

Sebelumnya, pengusaha di industri semen meminta agar pemerintah memoratorium pembangunan pabrik semen baru sekurang-kurangnya hingga 3 tahun mendatang.


Senior Advisor Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Ery Susanto Indrawan menyebutkan saat ini rata-rata utilisasi pabrik semen secara nasional hanya mencapai 65%.

"Secara nasional kita berada di sekitar 65%, jauh di bawah standar, kita kalau bisa 80%. Karena semen itu secara kinerja keuangan akan sehat apabila utilisasi pabriknya di atas 75%, di bawah itu dia sengsara nanti, karena kan investasi kita utang kita ini, kalau dia NPL bagaimana, itu yang dikhawatirkan," jelasnya. 

Apabila utilisasi pabrik rendah, lanjutnya, biaya operasional akan lebih tinggi dan daya saing akan berkurang. Untuk itu, pihaknya akan menggenjot ekspor dari hasil produksi pabrik.

Selain itu, Ery juga meminta pemerintah agar melakukan moratorium atau penghentian sementara pemberian izin bagi investor dari dalam ataupun luar negeri yang ingin membangun pabrik baru dalam 4-5 tahun ke depan.

(ray) Next Article Masuk Musim Kemarau, Penjualan Semen di RI Laris Manis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular