Faisal Basri: Rupiah Lemah Karena Industri Lemah

Exist In Exist, CNBC Indonesia
22 July 2018 18:35
Indonesia harus menggenjot industri berbasis ekspor.
Foto: Detikcom/Grandyos Zafna
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terjadi bahkan menembus Rp 14.500/US$

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menilai pelemahan ini disebabkan juga dengan kondisi industri di Indonesia yang lemah.

Pelemahan industri ini, lanjutnya, disebabkan oleh perusahaan asing yang tidak lagi masuk ke industri manufaktur berbasis ekspor, sehingga menyebabkan repatriasi profit perusahaan asing sangat besar.

"Repatriasi profit perusahaan asing luar biasa besar berdasarkan data BI. Current accout deficit kita US$ 17 miliar, barang masih surplus US$ 27 miliar, tapi defisit repatriasi dan bayar bunga itu US$ 33 miliar karena asing yang di Indonesia itu tidak lagi di industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Jadi melemahnya rupiah ya karena industrinya semakin melemah," jelasnya, Minggu (22/07/2018).

Faisal menjelaskan salah satu industri yang saat ini mulai berorientasi ekspor dan dapat dikembangkan adalah industri otomotif baik sepeda motor ataupun mobil.



"Industri yang berorientasi ekspor itu sepeda motor, pertumbuhan selama Januari-Mei itu 250 ribu unit. Pertumbuhan penjualan tiga tahun berturut-turut ini biasanya minus, tapi ini tumbuh 13,1%, mungkin kita perlu lihat ini semacam contoh untuk yang lain," tuturnya.

"Di saat bersamaan, Januari-Juni industri mobil kita keseluruhan naik tiga koma sekian persen, sedikit lebih tinggi dari tahun lalu yang baru 2,6-2,8%. LCGC sudah turun, sedan turun, 2x4 turun, yang meningkat adalah truk dan pick up, yang paling tinggi pertumbuhannya itu yang 10-24 ton, pick up agak turun," pungkasnya.
(ray) Next Article Harga Murah Jadi Alasan Utama Beli Mobil China?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular