
Harga Jual Kembali Mobil China Anjlok? Ini Kata Wuling & DFSK
Exist In Exist, CNBC Indonesia
22 July 2018 14:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan mobil asal China, Wuling dan DongFeng Sokon (DFSK), tengah berpenetrasi di pasar Indonesia.
Tidak main-main, keduanya membangun pabrik di Indonesia dengan standar kelas dunia. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen mereka terhadap pasar Indonesia.
Namun, stigma negatif masih terus membuntuti merek-merek asal China termasuk Wuling dan DFSK, salah satunya soal penjualan kembali unit mobil yang dikhawatirkan anjlok.
Brand Manager PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) Dian Asmahani mengatakan harga jual mobil bekas berkolerasi dengan populasi yang ada.
Artinya, apabila populasi semakin banyak maka akan membuat harga mobil bekas bisa bertahan tetap tinggi.
Selain populasi, Dian mengatakan satu hal yang diperhatikan konsumen adalah terkait layanan purnajual
"Kita pasti lihat populasi, sama demand, sama layanan aftersales. Nah kalau kita lihat kan semakin ke sini populasinya semakin besar dan kita memang komitmen untuk layanan aftersales dari pemenuhan availibility sparepart, garansi, dan customer service, kita positif sih nilai jual kembali kita bisa bagus," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (22/07/2018).
Sementara itu, PR and Digital Manager PT Sokonindo Automobile (DFSK) Arviane Dahniarny Bahar menuturkan pihaknya memiliki strategi agar harga jual kembali tetap tinggi yakni dengan memberi jaminan asuransi selama 7 tahun.
"Dengan jaminan 7 tahun/150.000 km walaupun sudah ke tangan kedua, konsumen pun masih bisa lebih tenang dengan mobilnya. Untuk harga jual itu sebenarnya kembali ke konsumen, kami menjamin kualitas kami bisa diandalkan, buktinya dengan kami berikan garansi tersebut," katanya.
Adanya kepastian asuransi selama 7 tahun, menurutnya, akan membuat kualitas mobil DFSK tetap terjamin.
(ray/ray) Next Article Harga Murah Jadi Alasan Utama Beli Mobil China?
Tidak main-main, keduanya membangun pabrik di Indonesia dengan standar kelas dunia. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen mereka terhadap pasar Indonesia.
Namun, stigma negatif masih terus membuntuti merek-merek asal China termasuk Wuling dan DFSK, salah satunya soal penjualan kembali unit mobil yang dikhawatirkan anjlok.
Artinya, apabila populasi semakin banyak maka akan membuat harga mobil bekas bisa bertahan tetap tinggi.
Selain populasi, Dian mengatakan satu hal yang diperhatikan konsumen adalah terkait layanan purnajual
"Kita pasti lihat populasi, sama demand, sama layanan aftersales. Nah kalau kita lihat kan semakin ke sini populasinya semakin besar dan kita memang komitmen untuk layanan aftersales dari pemenuhan availibility sparepart, garansi, dan customer service, kita positif sih nilai jual kembali kita bisa bagus," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (22/07/2018).
Sementara itu, PR and Digital Manager PT Sokonindo Automobile (DFSK) Arviane Dahniarny Bahar menuturkan pihaknya memiliki strategi agar harga jual kembali tetap tinggi yakni dengan memberi jaminan asuransi selama 7 tahun.
"Dengan jaminan 7 tahun/150.000 km walaupun sudah ke tangan kedua, konsumen pun masih bisa lebih tenang dengan mobilnya. Untuk harga jual itu sebenarnya kembali ke konsumen, kami menjamin kualitas kami bisa diandalkan, buktinya dengan kami berikan garansi tersebut," katanya.
Adanya kepastian asuransi selama 7 tahun, menurutnya, akan membuat kualitas mobil DFSK tetap terjamin.
(ray/ray) Next Article Harga Murah Jadi Alasan Utama Beli Mobil China?
Most Popular