Industri Semen Lesu, Menperin: Ya Kita Tunggu Saja
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
19 July 2018 13:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri semen Indonesia tengah mengalami ketidaseimbangan. Kapasitas produksi jauh melampaui konsumsi.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kapasitas pabrik mencapai 100 juta ton, namun konsumsi hanya 60-68 juta ton.
"Industri dalam negeri kan memang kondisinya hari ini over supply, tetapi itu kan sesuatu yang biasa. Begitu demand meningkat, berlomba-lomba membuat pabrik, berlomba-lomba investasi, sehingga over-kapasitas," kata di Gedung DPR, Kamis (19/7/2018).
Dia menuturkan yang bisa dilakukan saat ini adalah menunggu pertumbuhan industri.
"Ya kita tunggu saja sampai pertumbuhannya. Karena ini yg terjadi di industri semen," jelas dia.
Airlangga mengatakan pasar ekspor bagi semen sebetulnya juga bukan solusi tepat, namun tetap akan didorong.
"Tentu kalau ekspor itu return-nya akan lebih rendah tetapi ini tentu akan didorong. Seperti kita ketahui sekarang di Vietnam posisinya juga sama, over supply karena Indonesia sendiri punya pabrik di Vietnam. Vietnam sendiri juga mereka membatasi untuk ekspor juga dan membatasi pasar dalam negeri."
Sebelumnya, Pimpinan Komisi VI DPR RI, Azam Azman Natawijana, mengatakan pemerintah harus melakukan moratorium pembangunan pabrik baru semen. Hal ini karena kapasitas produksi di pabrik yang ada sudah jauh melampaui kebutuhan.
proyek infrastruktur di dalam negeri hanya mampu menyerap 25% dari produksi semen.
"Harus ada moratorium dalam ekspansi pabrik baru, memperhatikan demand konsumsi dalam negeri. Semen dari China ekspansinya tidak sehat, apalagi ada policy dari mereka sendiri yang bisa menghancurkan industri dalam negeri. Mereka menjual jauh di bawah harga yang wajar."
(ray/ray) Next Article Ironi! RI Kecanduan Aspal Impor, Semen Kelebihan Pasokan
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kapasitas pabrik mencapai 100 juta ton, namun konsumsi hanya 60-68 juta ton.
"Industri dalam negeri kan memang kondisinya hari ini over supply, tetapi itu kan sesuatu yang biasa. Begitu demand meningkat, berlomba-lomba membuat pabrik, berlomba-lomba investasi, sehingga over-kapasitas," kata di Gedung DPR, Kamis (19/7/2018).
"Ya kita tunggu saja sampai pertumbuhannya. Karena ini yg terjadi di industri semen," jelas dia.
Airlangga mengatakan pasar ekspor bagi semen sebetulnya juga bukan solusi tepat, namun tetap akan didorong.
"Tentu kalau ekspor itu return-nya akan lebih rendah tetapi ini tentu akan didorong. Seperti kita ketahui sekarang di Vietnam posisinya juga sama, over supply karena Indonesia sendiri punya pabrik di Vietnam. Vietnam sendiri juga mereka membatasi untuk ekspor juga dan membatasi pasar dalam negeri."
Sebelumnya, Pimpinan Komisi VI DPR RI, Azam Azman Natawijana, mengatakan pemerintah harus melakukan moratorium pembangunan pabrik baru semen. Hal ini karena kapasitas produksi di pabrik yang ada sudah jauh melampaui kebutuhan.
proyek infrastruktur di dalam negeri hanya mampu menyerap 25% dari produksi semen.
"Harus ada moratorium dalam ekspansi pabrik baru, memperhatikan demand konsumsi dalam negeri. Semen dari China ekspansinya tidak sehat, apalagi ada policy dari mereka sendiri yang bisa menghancurkan industri dalam negeri. Mereka menjual jauh di bawah harga yang wajar."
(ray/ray) Next Article Ironi! RI Kecanduan Aspal Impor, Semen Kelebihan Pasokan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular