
Produksi Semen Ambruk Selama Corona, Operasi Hanya 56%

Jakarta, CNBC Indonesia - Minimnya pembangunan selama masa pandemi Covid-19 membuat industri semen kena dampak parah. Permintaan pasar jauh berkurang dari waktu normal sehingga utilisasi di industri semen pada semester I-2020 hanya sekitar 56 persen dari kapasitas terpasang.
"Daya saing industri pun secara umum terkena dampak kondisi pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas ekonomi menjadi tidak seperti biasanya," imbuh Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam, Senin (21/9).
Pada tahun 2019, kapasitas produksi semen nasional mencapai 110 juta ton per tahun dengan konsumsi dalam negeri sebesar 70 juta ton per tahun. Akibat pandemi, permintaan sudah jauh menurun.
"Sebagai negara yang terus membangun, ketersediaan semen sebagai bahan dasar pembangunan untuk perumahan, jalan, konstruksi dan sarana lainnya merupakan hal yang sangat penting. Selain itu, menjadi salah satu kunci kelancaran roda pembangunan nasional khususnya pembangunan sarana fisik yang sangat dibutuhkan guna terciptanya sarana dan prasarana peningkatan ekonomi nasional," paparnya.
Meski sedang terhimpit oleh penurunan permintaan, Kemenperin tetap meminta industri untuk dapat menerapkan konsep industri hijau. Artinya, industri perlu menyelaraskan dengan kelestarian lingkungan hidup serta mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam.
"Dalam tahun-tahun mendatang, dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar global, modernisasi yang cepat dan proses produksi yang efektif, efisien dan ramah lingkungan akan menjadi titik kunci untuk pengembangan industri nasional," terangnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Industri Semen Over Produksi Parah, Begini Skenarionya