
Internasional
Perang Dagang, China Lebih Banyak Berinvestasi di UE
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
18 July 2018 10:15

"Kebijakan membebani pembuatan kesepakatan," kata Rod Hunter selaku international trade partner di kantor Washington Baker McKenzie.
"Terkait segala kegaduhan tentang CFIUS [Committee on Foreign Investment in the US/Komite Penanaman Modal Asing di AS] selama dua tahun terakhir, belakangan kami melihat evaluasi yang lebih bisa diramalkan. Undang-undang CFIUS yang akan datang seharusnya tidak mewakili banyaknya pembeli China yang pergi."
CFIUS merupakan panel antar lembaga dari pemerintah AS yang bertugas mengevaluasi implikasi keamanan nasional dari investasi asing.
Meskipun begitu, katanya, "Tidak mengejutkan peningkatan cekcok dagang Sino-AS berdampak ke investasi China di AS".
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Beijing dan Washington terlibat dalam perang dagang dengan penerapan tarif terhadap barang impor satu sama lain senilai $34 miliar.
Belakangan, Trump mengancam akan memberlakukan tarif terhadap produk impor lain dari China senilai $200 miliar.
Trump menyebut defisit perdagangan yang melebar antara AS dengan Negeri Tirai Bambu sebagai pemicu kunci dari konflik ini.
Sementara, para investor mengeluhkan apa yang mereka sebut sebagai praktik perdagangan tidak adil dari China. Praktik yang dimaksud termasuk pemaksaan transfer teknologi, membatasi akses pasar secara tidak proporsional dan subsidi negara preferensial.
(roy)
"Terkait segala kegaduhan tentang CFIUS [Committee on Foreign Investment in the US/Komite Penanaman Modal Asing di AS] selama dua tahun terakhir, belakangan kami melihat evaluasi yang lebih bisa diramalkan. Undang-undang CFIUS yang akan datang seharusnya tidak mewakili banyaknya pembeli China yang pergi."
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Beijing dan Washington terlibat dalam perang dagang dengan penerapan tarif terhadap barang impor satu sama lain senilai $34 miliar.
Belakangan, Trump mengancam akan memberlakukan tarif terhadap produk impor lain dari China senilai $200 miliar.
Trump menyebut defisit perdagangan yang melebar antara AS dengan Negeri Tirai Bambu sebagai pemicu kunci dari konflik ini.
Sementara, para investor mengeluhkan apa yang mereka sebut sebagai praktik perdagangan tidak adil dari China. Praktik yang dimaksud termasuk pemaksaan transfer teknologi, membatasi akses pasar secara tidak proporsional dan subsidi negara preferensial.
(roy)
Next Page
Beijing merayu Eropa
Pages
Most Popular