Saat Bos PLN dan Wartawan Sama-Sama Lelah karena KPK

Gustidha Budiartie & Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 July 2018 21:33
Bos PLN dan para wartawan menunggu penggeledahan KPK dari sore sampai malam, sesudahnya terjadi tanya jawab yang agak 'ajaib' karena kelelahan.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Hari ini, semestinya hanya ada satu jadwal jumpa pers di kantor pusat PT PLN (Persero) yang ada di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Tapi, kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tiba-tiba membuat jadwal tak berjalan sesuai rencana.

Rencananya konferensi pers akan digelar satu kali, pada pukul 15.30 di lantai 2 PLN. Konferensi pers digelar oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir untuk menjelaskan penggeledahan yang dilakukan oleh KPK di rumah pribadinya, Minggu sore kemarin.



Puluhan wartawan media online, cetak, dan televisi pun berkumpul. Duduk di tempat yang sudah disediakan sambil menunggu jumpa pers berlangsung. Tak lama, Sofyan Basir datang ditemani beberapa direksi, menjawab semua tanya tentang perkara penggeledahan.

Sekitar jam 16.30, konferensi pers berlangsung dan tanya jawab berjalan hampir satu jam. Sampai sini, semua masih baik-baik saja dan terkendali. Jawaban Sofyan Basir juga masih terstruktur dan rapi, pertanyaan yang dilontarkan oleh para wartawan pun masih menggunakan tata bahasa dan logika yang baik.

Ibarat kata, semua sudah menyiapkan diri. Baik yang akan ditanya, maupun yang akan menjawab. Semua sudah disiapkan, dan diantisipasi.

Dilalah, rombongan KPK datang ke kantor PLN. Setelah rumah pribadi, komisi antirasuah ini ternyata ingin menggeledah kantor PLN juga. Penggeledahan berlangsung, wartawan heboh. Batal balik kanan dan pulang cepat sehabis konpers.

Juru foto pun berlomba ambil gambar para penyidik KPK yang datang berompi dan mengenakan masker. Juru tulis duduk manis menunggu dan menggali isu.

Dua jam kemudian, matahari sudah berganti bulan. Penggeledahan selesai dan Sofyan Basir pun kembali muncul untuk menghadapi para pewarta. Kali ini, sudah tidak dapat dikondisikan situasinya. Semua wartawan berebut agar alat rekam, kamera, dan telepon genggamnya, bisa sedekat mungkin dengan mulut si narasumber.

Di sini, baik Sofyan Basir maupun para wartawan sudah tak bisa menahan diri. Apa yang bisa dipikirkan kepala, tanya saja. Begitu juga Sofyan, apa yang enak untuk dijawab, lontarkan saja. Semua sudah lelah.

Tak heran, dalam sesi tanya jawab itu, muncul pertanyaan dan jawaban ajaib seperti di bawah ini;

Wartawan     : Bapak baru tahu akan digeledah KPK?
Sofyan Basir : Baru tahu lah, memangnya dukun apa.

Wartawan     : Kaget enggak?
Sofyan Basir : Enggak lah.

Wartawan     : Udah ada feeling?
Sofyan Basir : Enggak

Wartawan      : Berapa orang yang geledah?
Sofyan Basir  : Lupa, enggak ngitung lah.
Wartawan      : Suratnya penggeledahan?
Sofyan Basir  : Tadi nggak begitu baca. Karena saya nggak pernah baca ya maklum saya gak bawa kacamata, begitu datang saya jemput dan saya gak bawa kaca mata.

Wartawan     : Bapak di konpers bilang kalau anak perusahaan PLN bukan bagian dari konsorsium?
Sofyan Basir : Iya, kan itu PT PJB (anak usaha PLN) dan konsorsium swasta. Nah, konsorsium ini pengusaha swasta dan investor, kawin sama PJB begitu.
....

Wartawan     : Apa ada peluang suap (di Panitia Kerja dengan Komisi VII DPR)?
Sofyan Basir : Gak ada suap-suapan itu, kan bukan lagi nikah.

Wartawan     : Terus, peluangnya ada di mana?
Sofyan Basir : Enggak tau, itu urusan orang lain

Wartawan     : Apa Bapak dilarang ke luar negeri?
Sofyan Basir : Enggak tahu, belum mau ke luar negeri. Belum ada rencana. Tenang-tenang aja.

Itulah sedikit cuplikan tentang tanya jawab yang terjadi malam ini antara segerombol wartawan dan Sofyan Basir.

Seperti diketahui, KPK dua hari ini sibuk menyambangi rumah pribadi dan kantor Sofyan Basir untuk pengembangan penyidikan kasus dugaan suap PLTU Riau I. Sebelumnya, KPK telah menetapkan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Saragih dan pengusaha Johanes B Kotjo sebagai tersangka dugaan suap senilai Rp 4,8 miliar untuk proyek pembangkit mulut tambang berkapasitas 2x300 MW ini.

Berdasar penjelasan Sofyan Basir, proyek ini merupakan proyek anak usaha PLN yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Dalam proyek tersebut, PJB memiliki saham mayoritas yakni sebesar 51% sementara 49% lain dimiliki konsorsium. PJB sendiri juga menunjuk langsung konsorsium yang terdiri dari dua perusahaan yakni China Huadian Engineering (CHEC) dan PT Samantaka.
(gus) Next Article Digeledah KPK, Bos PLN Gelar Konpers Sore Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular