
Kena KPK, PLN Hentikan Sementara Proyek PLTU Riau I
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 July 2018 18:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Proyek PLTU Riau I yang tersandung kasus suap yang melibatkan pihak konsorsium dan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih terhenti hingga waktu yang belum dapat ditentukan.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) kepada awak media di kantornya, Senin (16/7/2018).
"Ya karena ada kejadian di konsorsium, ya kami break. Belum tahu sampai kapan, belum putus persoalan hukumnya," tutur Sofyan.
Sementara itu, Sofyan belum bisa memberi kepastian nasib pengelolaan proyek tersebut ke depan. Dia mengatakan, proses yang dibutuhkan untuk menunjuk konsorsium tidaklah sebentar.
Untuk satu proyek ini saja, Sofyan mencontohkan, telah hampir dua tahun berjalan namun belum benar-benar rampung dan baru memasuki penandatangan Letter of Intent (LoI). Namun, memang anak usaha PLN, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang akan kembali memegang wewenang itu.
"Namun tidak bisa langsung, lama prosesnya. Untuk 1 proyek hampir dua tahun dan belum deal," kata Sofyan. Dalam proyek PLTU Riau I yang ditarget rampung pada 2023 dengan kapasitas 2 x 300 megawatt (MW), terdapat konsorsium yang memegang saham sebesar 49%.
Dua perusahaan yang masuk konsorsium adalah China Huadian Engineering (CHEC) dan PT Samantaka. Samantaka sendiri adalah anak usaha dari Blackgold Natural Resources.
(gus) Next Article Digeledah KPK, Bos PLN Gelar Konpers Sore Ini
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) kepada awak media di kantornya, Senin (16/7/2018).
"Ya karena ada kejadian di konsorsium, ya kami break. Belum tahu sampai kapan, belum putus persoalan hukumnya," tutur Sofyan.
Sementara itu, Sofyan belum bisa memberi kepastian nasib pengelolaan proyek tersebut ke depan. Dia mengatakan, proses yang dibutuhkan untuk menunjuk konsorsium tidaklah sebentar.
Untuk satu proyek ini saja, Sofyan mencontohkan, telah hampir dua tahun berjalan namun belum benar-benar rampung dan baru memasuki penandatangan Letter of Intent (LoI). Namun, memang anak usaha PLN, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang akan kembali memegang wewenang itu.
"Namun tidak bisa langsung, lama prosesnya. Untuk 1 proyek hampir dua tahun dan belum deal," kata Sofyan. Dalam proyek PLTU Riau I yang ditarget rampung pada 2023 dengan kapasitas 2 x 300 megawatt (MW), terdapat konsorsium yang memegang saham sebesar 49%.
Dua perusahaan yang masuk konsorsium adalah China Huadian Engineering (CHEC) dan PT Samantaka. Samantaka sendiri adalah anak usaha dari Blackgold Natural Resources.
(gus) Next Article Digeledah KPK, Bos PLN Gelar Konpers Sore Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular