
Diancam Donald Trump, Kinerja Ekspor RI ke AS Tetap Tumbuh
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 July 2018 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan ancaman perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia belum memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (16/7/2018). Menurut dia, neraca perdagangan nonmigas Indonesia sepanjang Januari - Juni 2018 masih mencatatkan surplus terhadap negeri Paman Sam tersebut.
"Kita masih surplus US$4,1 miliar. Pada Juni, kita dengan AS masih surplus US$559 juta. Jadi kalau dilihat masih surplus, dan selama ini masih surplus. Itu yang membuat Presidennya agak ngambek dengan kita," kata Suhariyanto.
Total ekspor Indonesia ke negeri Paman Sam secara kumulatif periode Januari - Juni 2018 mencapai US$8,97 miliar. Angka ini tumbuh 4,07% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya sebesar US$8,62 miliar.
Berdasarkan data BPS yang dikutip CNBC Indonesia, berikut data lima ekspor terbesar Indonesia ke AS sepanjang Januari - Juni 2018.
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan tim pemerintah memulai misi penyelamatan ekspor Indonesia. Pemerintah bertolak ke AS, untuk bertemu perwakilan perdagangan negeri Paman Sam atau USTR.
Pertemuan itu, akan mendiskusikan peninjauan kembali yang dilakukan pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump atas kelayakan Indonesia untuk tetap menerima fasilitas generalized system preference (GSP).
(prm) Next Article RI Minta Bea Masuk 0% ke AS untuk Sejumlah Produk Ekspor
Hal tersebut dikemukakan Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (16/7/2018). Menurut dia, neraca perdagangan nonmigas Indonesia sepanjang Januari - Juni 2018 masih mencatatkan surplus terhadap negeri Paman Sam tersebut.
"Kita masih surplus US$4,1 miliar. Pada Juni, kita dengan AS masih surplus US$559 juta. Jadi kalau dilihat masih surplus, dan selama ini masih surplus. Itu yang membuat Presidennya agak ngambek dengan kita," kata Suhariyanto.
Berdasarkan data BPS yang dikutip CNBC Indonesia, berikut data lima ekspor terbesar Indonesia ke AS sepanjang Januari - Juni 2018.
- Pakaian dan aksesori pakaian bukan rajutan US$1,10 miliar, naik 6,77% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$1,03 miliar
- Pakaian dan aksesori pakaian, rajutan US$105 juta, naik 10,63% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$955,7 juta
- Ikan dan krustasea, moluska US$706,8 juta naik 13,57% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$622,4 juta
- Perabotan yang mencakup keperluan tidur, kasur US$365,2 juta naik 7,88% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$338,5 juta
- Kayu dan barang dari kayu US$289,7 juta naik 72,97% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$167,5 juta
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan tim pemerintah memulai misi penyelamatan ekspor Indonesia. Pemerintah bertolak ke AS, untuk bertemu perwakilan perdagangan negeri Paman Sam atau USTR.
Pertemuan itu, akan mendiskusikan peninjauan kembali yang dilakukan pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump atas kelayakan Indonesia untuk tetap menerima fasilitas generalized system preference (GSP).
(prm) Next Article RI Minta Bea Masuk 0% ke AS untuk Sejumlah Produk Ekspor
Most Popular