
Akhirnya... Neraca Dagang RI Catatkan Surplus US$ 1,74 M
Raditya Hanung & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 July 2018 11:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan nilai ekspor dan impor pada Juni 2018.
Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (16/7/2018) mengungkapkan nilai ekspor mencapai US$ 13 miliar sedangkan nilai impor sebesar US$ 11,26 miliar.
Dengan perhitungan CNBC Indonesia, neraca dagang Juni 2018 tercatat surplus US$ 1,74 miliar. Lebih tinggi dari konsensus pasar.
Setelah mengalami defisit selama 4 bulan di tahun ini, akhirnya neraca dagang berhasil mencatat surplus.
Berikut data neraca dagang selama 2018 :
Januari : Defisit US$ 756 juta
Februari : Defisit US$ 52,9 juta
Maret : Surplus US$ 1,12 miliar
April : Defisit US$ 1,63 miliar
Mei : Defisit US$ 1,52 miliar
Juni : Surplus US$ 1,74 miliar
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% year-on-year (YoY) sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekspor pada bulan sebelumnya adalah 12,74% YoY dan impor tumbuh 28,12% YoY. Kala itu, neraca perdagangan membukukan defisit cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan neraca perdagangan surplus pada bulan lalu. Bahkan surplusnya bisa lumayan besar yaitu di kisaran US$ 1 miliar.
"Data terakhir, neraca perdagangan Juni bisa (surplus) lebih dari US$ 900 juta. Tapi bahkan bisa lebih dari US$ 1 miliar," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, belum lama ini.
Surplus bulan Juni 2018, menurut Suhariyanto berasal dari perdagangan non migas yang mencatatkan surplus hingga US$ 2,14 miliar namun kemudian terkoreksi oleh defisit untuk perdagangan migas terutama untuk hasil minyak.
"Pada Juni 2018 surplus lumayan, kalaul dilihat dari pattern maka neraca perdagangan akan kembali surplus pada bulan berikutnya," kata Suhariyanto.
(dru/dru) Next Article Top! Neraca Dagang Februari 2019 Surplus US$ 330 Juta
Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (16/7/2018) mengungkapkan nilai ekspor mencapai US$ 13 miliar sedangkan nilai impor sebesar US$ 11,26 miliar.
Dengan perhitungan CNBC Indonesia, neraca dagang Juni 2018 tercatat surplus US$ 1,74 miliar. Lebih tinggi dari konsensus pasar.
Setelah mengalami defisit selama 4 bulan di tahun ini, akhirnya neraca dagang berhasil mencatat surplus.
Januari : Defisit US$ 756 juta
Februari : Defisit US$ 52,9 juta
Maret : Surplus US$ 1,12 miliar
April : Defisit US$ 1,63 miliar
Mei : Defisit US$ 1,52 miliar
Juni : Surplus US$ 1,74 miliar
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% year-on-year (YoY) sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekspor pada bulan sebelumnya adalah 12,74% YoY dan impor tumbuh 28,12% YoY. Kala itu, neraca perdagangan membukukan defisit cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan neraca perdagangan surplus pada bulan lalu. Bahkan surplusnya bisa lumayan besar yaitu di kisaran US$ 1 miliar.
"Data terakhir, neraca perdagangan Juni bisa (surplus) lebih dari US$ 900 juta. Tapi bahkan bisa lebih dari US$ 1 miliar," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, belum lama ini.
Surplus bulan Juni 2018, menurut Suhariyanto berasal dari perdagangan non migas yang mencatatkan surplus hingga US$ 2,14 miliar namun kemudian terkoreksi oleh defisit untuk perdagangan migas terutama untuk hasil minyak.
"Pada Juni 2018 surplus lumayan, kalaul dilihat dari pattern maka neraca perdagangan akan kembali surplus pada bulan berikutnya," kata Suhariyanto.
(dru/dru) Next Article Top! Neraca Dagang Februari 2019 Surplus US$ 330 Juta
Most Popular