
Impor RI pada Juni 2018 Capai US$ 11,26 M, Naik 12,66%
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 July 2018 11:20

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan nilai impor Juni 2018. Pada periode tersebut BPS mencatat total impor US$ 11,26 miliar mencapai atau tumbuh 12,66% (yoy).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (16/7/2018).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% year-on-year (YoY) sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
"Impor Juni 2018 turun karena ada koreksi bagi beberapa jenis barang," kata Suhariyanto.
Ia menambahkan, impor barang konsumsi turun cukup dalam yakni mencapai 90,51% (year on year). "Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan ekspor dan menahan laju impor," kata Suhariyanto.
Berikut abstraksi Impor Juni 2018:
Nilai impor Indonesia Juni 2018 mencapai US$11,26 miliar atau turun 36,27% dibanding Mei 2018, namun jika dibandingkan Juni 2017 meningkat 12,66 %.
Impor nonmigas Juni 2018 mencapai US$9,14 miliar atau turun 38,23% dibanding Mei 2018, namun jika dibanding Juni 2017 naik 8,95%.
Impor migas Juni 2018 mencapai US$2,12 miliar atau turun 26,11 persen dibanding Mei 2018, sebaliknya meningkat 32,09% dibanding Juni 2017.
Penurunan impor nonmigas terbesar Juni 2018 dibanding Mei 2018 adalah golongan mesin dan pesawat mekanik US$989,8 juta (39,21%), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan perhiasan/permata sebesar US$91,9 juta (37,76%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juni 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$20,57 miliar (27,43%), Jepang US$8,63 miliar (11,51%), dan Thailand US$5,32 miliar (7,10%). Impor nonmigas dari ASEAN 20,66%, sementara dari Uni Eropa 9,20%.
(dru/dru) Next Article Simak 4 Kabar Baik dari BPS, Catat nih!
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (16/7/2018).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% year-on-year (YoY) sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Ia menambahkan, impor barang konsumsi turun cukup dalam yakni mencapai 90,51% (year on year). "Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan ekspor dan menahan laju impor," kata Suhariyanto.
Berikut abstraksi Impor Juni 2018:
Nilai impor Indonesia Juni 2018 mencapai US$11,26 miliar atau turun 36,27% dibanding Mei 2018, namun jika dibandingkan Juni 2017 meningkat 12,66 %.
Impor nonmigas Juni 2018 mencapai US$9,14 miliar atau turun 38,23% dibanding Mei 2018, namun jika dibanding Juni 2017 naik 8,95%.
Impor migas Juni 2018 mencapai US$2,12 miliar atau turun 26,11 persen dibanding Mei 2018, sebaliknya meningkat 32,09% dibanding Juni 2017.
Penurunan impor nonmigas terbesar Juni 2018 dibanding Mei 2018 adalah golongan mesin dan pesawat mekanik US$989,8 juta (39,21%), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan perhiasan/permata sebesar US$91,9 juta (37,76%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juni 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$20,57 miliar (27,43%), Jepang US$8,63 miliar (11,51%), dan Thailand US$5,32 miliar (7,10%). Impor nonmigas dari ASEAN 20,66%, sementara dari Uni Eropa 9,20%.
(dru/dru) Next Article Simak 4 Kabar Baik dari BPS, Catat nih!
Most Popular