Lifting Migas Meleset, Pengamat: Riskan Jika Tak Ada APBN-P

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
10 July 2018 11:29
Lifting migas meleset, pengamat nilai akan membahayakan APBN tahun berjalan tanpa adanya revisi.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia- Kebijakan pemerintah untuk tidak mengajukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini dinilai cukup berisiko untuk keuangan negara. Terutama dengan kondisi lifting minyak dan gas yang meleset dari target dan harga minyak Indonesia (ICP) yang jauh dari asumsi.

"Di tengah perubahan variabel yang berpengaruh terhadap APBN, sangat riskan kalau tidak ada APBN-P. Lifting meleset berakibat pendapatan APBN akan bekurang," ujar pakar dan pengamat energi Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (10/7/2018).



Seperti diketahui, APBN 2018 menargetkan produksi minyak sebanyak 800 ribu barel per hari. Sementara, data terakhir dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat rata-rata produksi dan lifting (minyak siang angkut untuk dijual) di 770 ribu barel per hari.

Dengan angka konsumsi 1,6 juta barel per hari, sementara produksi terus menurun akan berdampak pada transaksi berjalan. "Dampaknya akan memperbesar APBN tahun berjalan," kata Fahmy.

Antisipasi yang harus dilakukan, lanjutnya, adalah melakukan pencarian sumber dana untuk menutup defisit APBN. "Cara yang paling mudah adalah menambah utang."
(gus/gus) Next Article RI Digempur Corona, Bagaimana Nasib Produksi Minyak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular