
Perang Dagang, RI Kejar Realisasi Megaproyek Industri Hulu
Arys Aditya, CNBC Indonesia
09 July 2018 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengejar realisasi investasi megaproyek industri hulu untuk menanggulangi dampak buruk dan ketidakpastian perang dagang yang digelar Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong usai rapat tertutup Pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk mengantisipasi ketidakpastian global di Istana Bogor, Senin (9/7/2018).
Ia menyebut perang dagang yang tengah berkobar akan memberi sentimen terhadap investor dan pelaku usaha.
"Mungkin dampak kepada investasi terutama melalui jalur sentimen dan kepercayaan. Tentunya perang dagang dapat menimbulkan ketidakpastian. Kalangan pengusaha dan investor itu paling sensitif, paling peka terhadap ketidakpastian," ujarnya.
Untuk itu, dia mengungkapkan Pemerintah tengah menyiapkan insentif agar pebisnis dan investor tetap merealisasikan rencana investasi di Indonesia.
Pasalnya, Thomas menyebut Pemerintah tetap berupaya mengejar investasi megaproyek di sektor industri hulu karena investasi sektor hulu secara sekaligus memberi tiga dampak langsung bagi perekonomian nasional dalam menghadapi dampak perang dagang.
"Pertama, investasi industri hulu sangat besar, sekali dapat langsung puluhan triliun," tutur Thomas.
Dia mencontohkan, saat ini investasi smelter di Indonesia dinilai sukses karena telah mencapai level puluhan dan mendekati ratusan triliun rupiah. Dampaknya, kata Thomas, Indonesia sudah masuk dalam tiga besar eksportir baja tahan karat (stainless steel) secara global.
"Sekitar 70%-90% produksi baja tahan karat itu diekspor," tuturnya.
Ke depan, Thomas mengemukakan akan mengejar investasi untuk industri dasar petrokimia. Dia menyebut separuh dari kebutuhan domestik untuk bahan petrokimia dan plastik masih diimpor.
"Kalau kita bisa mempercepat realisasi investasi megaproyek ini, ini bisa kena tiga-tiganya: investasi masuk, arus modal masuk, ekspor meningkat dan impor dikurangi demi menjaga kestabilan atau kewajaran neraca dagang."
(roy/roy) Next Article Perang Dagang AS Sampai ke RI, Pemerintah Rapatkan Barisan
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong usai rapat tertutup Pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk mengantisipasi ketidakpastian global di Istana Bogor, Senin (9/7/2018).
Ia menyebut perang dagang yang tengah berkobar akan memberi sentimen terhadap investor dan pelaku usaha.
Pasalnya, Thomas menyebut Pemerintah tetap berupaya mengejar investasi megaproyek di sektor industri hulu karena investasi sektor hulu secara sekaligus memberi tiga dampak langsung bagi perekonomian nasional dalam menghadapi dampak perang dagang.
"Pertama, investasi industri hulu sangat besar, sekali dapat langsung puluhan triliun," tutur Thomas.
Dia mencontohkan, saat ini investasi smelter di Indonesia dinilai sukses karena telah mencapai level puluhan dan mendekati ratusan triliun rupiah. Dampaknya, kata Thomas, Indonesia sudah masuk dalam tiga besar eksportir baja tahan karat (stainless steel) secara global.
"Sekitar 70%-90% produksi baja tahan karat itu diekspor," tuturnya.
Ke depan, Thomas mengemukakan akan mengejar investasi untuk industri dasar petrokimia. Dia menyebut separuh dari kebutuhan domestik untuk bahan petrokimia dan plastik masih diimpor.
"Kalau kita bisa mempercepat realisasi investasi megaproyek ini, ini bisa kena tiga-tiganya: investasi masuk, arus modal masuk, ekspor meningkat dan impor dikurangi demi menjaga kestabilan atau kewajaran neraca dagang."
(roy/roy) Next Article Perang Dagang AS Sampai ke RI, Pemerintah Rapatkan Barisan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular