RI Harus Punya Industri Baterai Mobil Listrik

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
04 July 2018 19:39
Indonesia sudah mengumumkan kerja sama dengan Toyota dan Mitsubishi untuk mengembangkan mobil listrik.
Foto: CNBC Indonesia/Samuel Pablo
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia harus memiliki industri baterai mobil listrik agar harga kendaraan ramah lingkungan itu dapat kompetitif dibandingkan dengan konvensional.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan komponen baterai merupakan 30-40% dari struktur biaya produksi mobil listrik.

"Kalau baterainya kita bisa kuasai sendiri, kita bisa menekan banyak [biaya produksi]. Kalau sekarang kita produksi mobil listrik tapi dasarnya lithium ion, sama saja kita cuma merakit di sini," ujar Nangoi di Kementerian Perindustrian, Rabu (4/7/2018).

"Untuk itu kita harus masuk ke inti dari EV [electrified vehicle] yaitu baterai, manajemen baterai, dan motor listriknya sendiri. Itu tiga yang utama. Kalau rangka kita sudah bisa buat. Itulah kenapa kita lakukan riset dengan perguruan tinggi, seperti UNS [Universitas Negeri Surakarta] yang mendapatkan bagian untuk meneliti baterainya," jelasnya.



Dengan demikian, Indonesia tidak boleh bergantung dengan konsep pengembangan industri EV milik negara-negara lain.

"Kita riset lithium ion nggak ada gunanya, karena mereka sudah produksi massal. Makanya Pak Menteri katakan coba diriset nikel & kobalt yang bahan bakunya ada di Indonesia. Kalau baterai itu bisa lebih ringan, lebih compact, ya lebih baik, sangat bagus itu," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Mobil Listrik Ubah 30% Struktur Industri Komponen Otomotif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular