
DP Kredit Mobil-Motor Listrik Bisa 0%, Apa Konsumen Happy?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menurunkan batasan minimum uang muka (down payment) dari kisaran 5%-10% menjadi 0% untuk pembelian kendaraan bermotor berwawasan lingkungan atau yang dikenal kendaraan listrik, motor maupun mobil.
Ada sejumlah kendaraan listrik roda empat yang bisa menjadi pilihan masyarakat dalam berkendara. Dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di antaranya adalah ARRTU Batik A/T, TESLA model X 75D (4X4) A/T, Tesla Model X P100D (4x4) A/T, Model S 75D (4x4) A/T, BYD MPV (4X2) A/T. Kendaraan tersebut sudah melewati serangkaian ujicoba dalam surat uji tipe (SUT) dan dinyatakan sudah lulus.
"Kalau masyarakat sudah bisa menjadikan opsi artinya sudah melewati serangkaian uji coba dari Kementerian Perhubungan," katanya Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/10).
Menurutnya, kebijakan menurunkan DP menjadi 0% membuat masyarakat makin memiliki banyak pilihan untuk kendaraannya. Sementara dari sisi dunia industri, kebijakan ini disinyalir untuk membangkitkan minat produsen dalam memproduksi mobil listrik. Dampak domino dari geliat pengembangan mobil listrik ini juga diharapkan bisa terwujud
Sayang, pemerintah belum memberikan kepastian sepenuhnya dari sisi regulasi. Pasalnya, pemerintah masih belum menuntaskan aturan turunan dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
"Ya menunggu. Industri akan melihat. Bagus kan ada kesempatan bikin PEV (Plug-in electric vehicle atau Kendaraan listrik plug-in). Tapi tentu masing-masing industri akan melakukan survey lagi, kajian berapa besar daya beli minat banyak. wilayah di konsultan pemasaran," jelas Kukuh.
Bagi konsumen ini hal positif?
Kukuh sebelumnya mengatakan Gaikindo belum mengetahui minat masyarakat dalam menggunakan mobil listrik bakal tinggi atau tidak.
"Kita belum tahu ya, karena mobil listrik 0% dan sebagainya ya ini yang nentuin pasar bukan industri. Jadi betul-betul pasar. Nanti apa ada demand minatnya. Karena nggak semata-mata DP tapi infrastrukturnya gimana? Kenyamanan mereka gimana? Itu sangat berpengaruh," kata Kukuh kepada Agustus lalu.
Aspek fasilitas menjadi faktor utama minat masyarakat untuk menggunakan mobil masa depan ini. Karena jika tujuan menurunkan DP mobil listrik agar masyarakat mampu, maka bisa dibilang salah sasaran. Sebab, mereka yang menggunakan mobil ini didominasi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi yang lebih mengutamakan kenyamanan dalam berkendara, bukan harga.
"Banyak faktor di luar teknis seperti preferensi pelanggan. Tapi masyarakat beli mobil, apalagi harganya di atas Rp 500 juta, mereka butuh di luar kota. Giliran di luar gimana charging-nya, ada nggak? Ada kompleksitas," jelasnya.
Beragam kendala itu, menurut Kukuh, juga harus dipikirkan oleh pengambil kebijakan. Sehingga, penurunan DP jangan hanya dijadikan sebagai pemantik demi bergeliatnya industri mobil listrik.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Listrik Memang Irit, Termurah di RI Rp 600 Juta, Laku?