Mobil Listrik Memang Irit, Termurah di RI Rp 600 Juta, Laku?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 January 2021 18:27
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) resmi menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas untuk pertama kalinya. Hari ini, Selasa (29/12) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) secara resmi menyerahkan tiga unit mobil listrik kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil. Ketiga mobil tersebut adalah 2 unit IONIQ Electric dan 1 unit KONA Electric. (Dok: Istimewa)
Foto: Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) resmi menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas untuk pertama kalinya. Hari ini, Selasa (29/12) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) secara resmi menyerahkan tiga unit mobil listrik kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil. Ketiga mobil tersebut adalah 2 unit IONIQ Electric dan 1 unit KONA Electric. (Dok: Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil listrik memang lebih irit daripada BBM, tapi harganya yang masih terlampau mahal menjadi salah satu halangan terbesar bagi masyarakat Indonesia untuk membelinya. Saat ini, harga minimal mobil listrik berada di kisaran Rp 600 juta dengan spesifikasi terendah.

Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran soal kans mobil listrik di Indonesia bisa berkembang. Apalagi jika melihat kemampuan masyarakat Indonesia yang lebih banyak membeli mobil di kisaran Rp 250 juta ke bawah.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menyebut memang perlu waktu agar mobil listrik bisa booming dan menjadi kendaraan massal bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Berjalannya waktu akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat.

"Sekarang pendapatan per kapita sekitar US$ 3.600, income per kapita masyarakat bisa terus meningkat menjadi 4 ribu, 5 ribu, mungkin 8 ribu atau lebih, satu sisi pendapatan naik," kata Jongkie.

Namun sembari itu berjalan, pabrikan komponen di Indonesia juga bisa terus bergerak. Teranyar, Pemerintah sudah mengupayakan dengan masuknya investasi sebesar US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun dari perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution untuk membuat pabrik baterai.

"Beberapa komponen yang diperlukan untuk membangun mobil listrik bisa diproduksi dalam negeri, kalau bisa diproduksi dalam negeri, kemungkinan harga komponen bisa turun, kalau hari ini di harga sekitar Rp 600 juta, nanti harga mobil juga bisa turun. Sambil income per kapita masyarakat bisa terus meningkat, suatu saat nanti ketemu terjadi penjualan kendaraan yang besar, masyarakat mampu beli," sebut Jongkie.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DP Kredit Mobil-Motor Listrik Bisa 0%, Apa Konsumen Happy?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular