Mobil Listrik Berkeliaran di Jalan, Ternyata Ini Manfaatnya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
16 November 2021 13:15
Pengunjung melihat mobil listrik Hyundai Ioniq yang dipamerkan dalam ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE, BSD City, Tangerang Selatan, Senin (15/11/2021). Hyundai Ioniq meluncur berbarengan dengan Hyundai Kona medio November 2020 lalu. Dari segi eksterior, Hyundai Ioniq Electric ini sudah terpancar aura futuristik, berkat grill tanpa lubang, dengan lampu khas unik yang berasal dari lampu depan LED ke Day Running Light (DRL). Dari sisi interior, IONIQ menampilkan kesan modern dengan kursi berbalut kulit. IONIQ juga memiliki dua layar LCD yang menampilkan berbagai informasi untuk pengemudi. Cluster Supervision dengan layar LCD TFT 7" memberikan informasi penting dari kendaraan pada posisi yang mudah terlihat oleh pengemudi. Powertrain dari Hyundai Ioniq menggunakan motor listrik bermagnet permanen dan berefisiensi tinggi sebesar 100 kW (136 PS) yang dipasok oleh baterai lithium ion 38,3 kWh. Motor mengembangkan torsi 295 Nm yang didistribusikan ke roda depan, dan ber akselerasi 0-100 m dalam 9,9 detik. Jarak tempuh Hyundai Ioniq mencapai 373 km (berdasarkan NEDC) dan 311 km (berdasarkan WLTP) dalam sekali pengisian daya. Pengisian daya penuh dapat dicapai dalam 54 menit untuk pengisian nol hingga 80 persen dengan menggunakan stasiun pengisian kendaraan listrik berkapasitas 100 kW (DC). Lebih lanjut Hyundai Ioniq ini juga bisa dicharging di rumah (standar) dari titik nol hingga 100 persen memakan waktu 17 jam 30 menit, AC Charging 6 jam 5 menit. Dalam ajang GIIAS mobil ini dibanderol seharga Rp 677 juta OTR Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanfaatan kendaraan atau mobil listrik  diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap perbaikan lingkungan. Targetnya 2030 Indonesia dapat memproduksi mobil listrik dan bus listrik semakin massal.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwan Kartasasmita, mengatakan capaian mengatakan upaya Indonesia mengurangi karbon emisi dari sektor otomotif dari penyusunan ekosistem mobil listrik. Dari capaian target mobil dan bus listrik 600 ribu unit dapat berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan.

"Angka itu mengurangi konsumsi BBM 3 juta barel, dan menurunkan gas Co2 sebanyak 1,5 juta ton." katanya, dalam Gaikindo International Automotive Conference, Selasa (16/11/2021).

Penggunaan kendaraan listrik dapat mendukung komitmen Indonesia terkait pengurangan gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030. Sesuai apa yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan COP 26 di Glasgow, Skotlandia.

Kesiapan Indonesia memasuki era kendaraan listrik juga sudah tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan.

Kementerian Perindustrian juga sudah mengeluarkan dua peraturan Menteri dalam hal perhitungan TKDN juga berfungsi sebagai petunjuk penjelasan bagi stakeholder menentukan strategi kebijakan. Dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon juga pada pembentukan industri baterai. Dengan modal sumber daya yang besar pengembangan ekosistem mobil listrik ini penting untuk mencapai target emisi nol pada 2024.

"Demand untuk EV akan bertambah. Policy saat ini juga in line dengan mereduksi karbon zero net emission pada 2024." Jelasnya pada acara yang sama.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Listrik RI: Sejak Zaman SBY sampai Kini Masih 'Selow'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular