Internasional
Trump-Kim Bertemu, Warga Pulau Sentosa Khawatir Bisnis Sepi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 June 2018 14:22

Singapura, CNBC Indonesia - Pulau Sentosa akan menjadi tempat pertemuan bersejarah antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di hari Selasa (12/6/2018). Namun masyarakat khawatir dari dampak pertemuan tingkat tinggi ini.
(roy) Next Article Trump: Pertemuan AS-Korut Tetap Berlangsung Sesuai Jadwal
sejumlah penduduk yang tinggal, bekerja dan mengoperasikan tur di pulau resort itu mengkhawatirkan dampak dari pengaturan pengamanan ke bisnis dan keseharian mereka. Pebisnis mengatakan bulan Juni adalah awal dari periode puncak Pulau Sentosa, yang menarik sekitar 19 juta pengunjung setiap tahunnya.
Beberapa pihak memprediksi penurunan bisnis sejak hari Minggu (10/6/2018), sementara yang lain mengantisipasi lebih banyak orang di pulau dan mempersiapkan tenaga pekerja tambahan, dilansir dari Strait Times.
Capella Singapore adalah lokasi pertemuan antara Trump dan Kim, yang menjadi Ketua Komisi Dalam Negeri.
Pulau Sentosa dan perairan di pantai sebelah barat dayanya telah dideklariskan sebagai "kawasan acara khusus" dari tanggal 10-14 Juni 2018. Selama itu, aktivitas tertentu akan dibatasi dan semua pihak yang akan memasuki area itu harus melewati pemeriksaan keamanan.
Manajer Hard Rock Cafe di Resorts World Singapore Charlene Low mengatakan, "Saya prediksi orang-orang yang datang ke Sentosa akan mengalami banyak penundaan, sehingga [kegiatan] bisnis mungkin akan sedikit terdampak."
Manajer Miska Cafe di daerah Quayside Isle Tan Ee Mei justru mengharapkan lebih banyak pengunjung. Dia berkata dua karyawan paruh waktu sudah direkrut untuk akhir pekan itu.
"Periode ini sepi karna banyak warga ekspatriat pulang ke negaranya untuk bermusim panas. Semoga saja, acara ini akan membawa lebih banyak wisatawan ke Sentosa dan Teluk [Sentosa]," tambahnya.
Para operator tur mengatakan perjalanan ke Sentosa tetap berjalan saat ini, meskipun pergerakan kedua pemimpin negara di pulau itu bisa mengganggu rencana perjalanan. Pemandu Wisata Lepas April Lim berkata, "Kami tidak tahu jika tiba-tiba, kawasan atau tempat wisata ditutup sehari sebelumnya".
Direktur Pelaksana di Star Holiday Mart Dominic Ong mengatakan rencana perjalanan bisa disesuaikan sedikit karena prediksi penundaan. "Akan ada pengamanan yang lebih ketat dan para pemandu wisata saya kemungkinan harus bekerja lebih panjang karena semua penundaan itu."
Hotel-hotel di kawasan tersebut mengatakan gangguan kepada para tamunya diperkirakan minimal, pemesanan pun tetap stabil.
Seorang juru bicara Amara Sanctuary Resort Sentosa yang berlokasi di dekat Capella Hotel mengatakan jumlah karyawan akan ditingkatkan dan para tamu akan diberitahu untuk memperhitungkan waktu perjalanan yang lebih lama ketika berencana masuk atau keluar Pulau Sentosa.
Para warga setempat berkata mereka juga mempersiapkan kemungkinan kemacetan di sekitar pulau. Penduduk Teluk Sentosa Margaret Siew, 52 tahun, mengatakan perjalanan sepanjang 10-15 menit ke daratan kemungkinan akan bertambah dua kali lipat selama pertemuan berlangsung.
"Keluarga dan saya senang berlari atau bersepada di sekitar daerah itu, tetapi saya membayangkan itu tidak akan mungkin dilakukan pekan depan. Apalagi, kami tidak akan membawa kartu identitas [saat berlari atau bersepeda]," kata Siew yang berprofesi sebagai Direktur Konsultan.
Beberapa pihak memprediksi penurunan bisnis sejak hari Minggu (10/6/2018), sementara yang lain mengantisipasi lebih banyak orang di pulau dan mempersiapkan tenaga pekerja tambahan, dilansir dari Strait Times.
Capella Singapore adalah lokasi pertemuan antara Trump dan Kim, yang menjadi Ketua Komisi Dalam Negeri.
Manajer Hard Rock Cafe di Resorts World Singapore Charlene Low mengatakan, "Saya prediksi orang-orang yang datang ke Sentosa akan mengalami banyak penundaan, sehingga [kegiatan] bisnis mungkin akan sedikit terdampak."
Manajer Miska Cafe di daerah Quayside Isle Tan Ee Mei justru mengharapkan lebih banyak pengunjung. Dia berkata dua karyawan paruh waktu sudah direkrut untuk akhir pekan itu.
"Periode ini sepi karna banyak warga ekspatriat pulang ke negaranya untuk bermusim panas. Semoga saja, acara ini akan membawa lebih banyak wisatawan ke Sentosa dan Teluk [Sentosa]," tambahnya.
Para operator tur mengatakan perjalanan ke Sentosa tetap berjalan saat ini, meskipun pergerakan kedua pemimpin negara di pulau itu bisa mengganggu rencana perjalanan. Pemandu Wisata Lepas April Lim berkata, "Kami tidak tahu jika tiba-tiba, kawasan atau tempat wisata ditutup sehari sebelumnya".
Direktur Pelaksana di Star Holiday Mart Dominic Ong mengatakan rencana perjalanan bisa disesuaikan sedikit karena prediksi penundaan. "Akan ada pengamanan yang lebih ketat dan para pemandu wisata saya kemungkinan harus bekerja lebih panjang karena semua penundaan itu."
Hotel-hotel di kawasan tersebut mengatakan gangguan kepada para tamunya diperkirakan minimal, pemesanan pun tetap stabil.
Seorang juru bicara Amara Sanctuary Resort Sentosa yang berlokasi di dekat Capella Hotel mengatakan jumlah karyawan akan ditingkatkan dan para tamu akan diberitahu untuk memperhitungkan waktu perjalanan yang lebih lama ketika berencana masuk atau keluar Pulau Sentosa.
Para warga setempat berkata mereka juga mempersiapkan kemungkinan kemacetan di sekitar pulau. Penduduk Teluk Sentosa Margaret Siew, 52 tahun, mengatakan perjalanan sepanjang 10-15 menit ke daratan kemungkinan akan bertambah dua kali lipat selama pertemuan berlangsung.
"Keluarga dan saya senang berlari atau bersepada di sekitar daerah itu, tetapi saya membayangkan itu tidak akan mungkin dilakukan pekan depan. Apalagi, kami tidak akan membawa kartu identitas [saat berlari atau bersepeda]," kata Siew yang berprofesi sebagai Direktur Konsultan.
(roy) Next Article Trump: Pertemuan AS-Korut Tetap Berlangsung Sesuai Jadwal
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular