Internasional

Sejarah Kelam Pulau Sentosa, Lokasi Pertemuan Trump-Kim

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 June 2018 13:16
Pulau Sentosa dulunya adalah tempat penampungan tahanan perang.
Foto: Capella Singapore/via REUTERS
Singapura, CNBC Indonesia - Sentosa, pulau tempat resor-resor mewah bernaung di Singapura yang akan menjadi lokasi pertemuan tingkat tinggi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, pekan depan ternyata memiliki sejarah kelam.

Hotel bintang lima bernama Capella Hotel yang berlokasi seperempat mil dari daratan menjanjikan "ketenteraman" Pulau Sentosa dari hingar-bingar "cosmopolitan", menurut situs hotel tersebut.

Namun, Pulau Sentosa yang kini menjadi rumah untuk pantai, hotel mewah, kasino, dan lapangan golf itu pernah menjadi barak penampungan Jepang untuk tahanan perang dari Inggris dan Australia selama Perang Dunia ke-II. Lokasi itu juga menjadi tempat pembantaian banyak warga China Singapura yang diduga melawan Jepang, melansir dari CNBC International.

Pulau itu diubah namanya menjadi Sentosa yang berarti "damai dan tenteram" di tahun 1970, menyusul sebuah kompetisi untuk mencari sebuah nama baru. Sebelumnya, pulau itu disebut Pulau Belakang Mati.

Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders membuat cuitan tentang lokasi pertemuan itu di hari Selasa (5/6/2018). "Kami berterima kasih kepada tuan rumah Singapura untuk keramahan mereka," tambahnya.

Pertemuan Trump dan Kim dijadwalkan terlaksana tanggal 12 Juni pukul 09:00 waktu setempat. Sebelumnya, kepastian pertemuan itu sempat tidak jelas ketika Trump tiba-tiba membatalkannya. Namun, negosiasi akhirnya tetap bisa terlaksana.


Tim ahli AS terlihat di Capella Hotel pekan lalu saat mengadakan rapat dengan pejabat Korut dalam mempersiapkan pertemuan.

Pada hari Selasa malam, para pekerja nampak mengecat ulang bagian luar hotel. Keamanan ekstra diberlakukan dan karpet merah digelar di dua pintu masuk hotel.

Trump pada akhirnya ingin Kim menghentikan program senjata nuklirnya, meskipun Presiden AS itu menekankan pekan lalu bahwa proses denuklirisasi kemungkinan akan memakan waktu lebih lama daripada sekedar pertemuan tunggal.

Para pejabat sempat mempertimbangkan Shangri-La Hotel, yang menjadi tempat terselenggaranya konferensi tingkat tinggi keamanan internasional tahunan dan menjadi lokasi pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou di tahun 2015, sebagai lokasi pertemuan Kim dan Trump.

Trump diprediksi menginap di Shangri-La, hotel yang dekat dengan distrik perbelanjaan utama dan tidak terlalu terpencil, seperti pulau yang dipilih untuk pertemuannya dengan Kim.
(prm) Next Article Trump-Kim Jong Un Akan Bertemu di Pulau Sentosa, Singapura

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular