Internasional

Akhirnya Krisis Politik Italia Menemui Jalan Keluar

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 June 2018 14:34
Partai-partai populis Italia akhirnya berhasil mencapai kesepakatan koalisi dan berpotensi mengakhiri kekosongan pemerintahan.
Foto: REUTERS/Alessandro Bianchi
Roma, CNBC Indonesia - Partai-partai populis Italia akhirnya akan diambil sumpahnya sebagai penguasa negara itu hari Jumat (1/6/2018) setelah berhasil mencapai kesepakatan koalisi. Negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Eropa itu terhindar dari keharusan melaksanakan pemilu dadakan bulan Juli nanti setelah pemilu bulan Maret lalu gagal membentuk pemerintahan yang pasti.

Krisis politik itu telah mengguncang tidak hanya pasar keuangan Italia namun juga merembet ke seluruh penjuru dunia. Bursa saham Italia langsung melonjak 2,5% setelah kabar kesepakatan itu beredar.

Presiden Italia Sergio Mattarella pada hari Kamis malam memberi mandat untuk kali kedua kepada Giuseppe Conte, perdana menteri pilihan kubu populis, tulis AFP.

Conte, seorang pengacara yang tidak terlalu dikenal dan juga seorang pemula di bidang politik, mengumumkan susunan kabinetnya setelah bertemu Mattarella.

Dari kubu koalisi, pemimpin partai sayap kanan Liga, Matteo Salvini, akan menjabat sebagai menteri dalam negeri sementara pemimpin Gerakan Bintang Lima, Luigi Di Maio, dicalonkan sebagai menteri pembangunan ekonomi.


Paolo Savona, seorang ekonom yang skeptis terhadap Uni Eropa (UE), tetap menjadi bagian dari kabinet sebagai menteri urusan Eropa. Ia sebelumnya dicalonkan oleh kubu populis sebagai menteri ekonomi namun ditolak oleh Mattarella.

Jabatan menteri ekonomi diberikan kepada sosok yang lebih tidak kontroversial, yaitu Giovanni Tria, seorang ekonom politik yang mendukung pemotongan pajak namun tetap ingin Italia berada di zona euro.

Dari 18 menteri di kabinet, hanya lima orang pejabat perempuan.

Media lokal Italia melaporkan susunan kabinet itu akan mengikuti pemilihan suara di parlemen hari Senin atau Selasa.
(prm) Next Article Italia Bisa Jadi Seperti Yunani, Namun Lebih Buruk Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular