
Go-Jek Bantah 99% Sahamnya Dikuasai Asing
Exist In Exist, CNBC Indonesia
30 May 2018 11:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Go-Jek membantah 99% sahamnya dikuasai oleh entitas Asing.
Chief of Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita mengatakan pemegang saham terbesar perseroan adalah manajemen dan karyawan.
Setiap investor di Go-Jek memang memiliki saham namun dengan jumlah yang tidak besar.
"Tiap investor di Go-Jek hanya memiliki satu digit kepemilikan saham. Porsi kepemilikan saham terbesar tetap ada di jajaran manajemen serta para karyawan Go-Jek," katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (30/5/2018).
Dia menegaskan perseroan didirikan dan dijalankan oleh putra-putri Indonesia.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengungkapkan 99% saham Go-Jek dikuasai asing.
"Grab 100%, Go-Jek 99 koma sekian, itu asing," kata Budi.
Adapun berdasarkan situs Crunchbase, Go-Jek sudah mendapat pendanaan US$ 2,1 miliar atau setara dengan Rp 29,4 triliun.
Pendanaan itu terbagi dua, yang pertama adalah Seri E senilai US$ 1,5 miliar dengan investor: Via ID, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Meituan-Dianping, JD.com, Hera Capital, Google, Blibli, Astra International, dan Allianz X.
Lalu, pendanaan kedua yakni Seri D senilai US$ 500 juta dengan investor: Warburg Pincus, Sequoia Capital, Rakuten, Openspace Ventures, Northstar Group, KKR & Co., Formation Group, Farallon Capital Management, DST Global, dan Capital Group.
(ray/ray) Next Article MK Tolak Legalkan Ojek Online, Bagaimana Nasib Jutaan Driver?
Chief of Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita mengatakan pemegang saham terbesar perseroan adalah manajemen dan karyawan.
Setiap investor di Go-Jek memang memiliki saham namun dengan jumlah yang tidak besar.
Dia menegaskan perseroan didirikan dan dijalankan oleh putra-putri Indonesia.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengungkapkan 99% saham Go-Jek dikuasai asing.
"Grab 100%, Go-Jek 99 koma sekian, itu asing," kata Budi.
Adapun berdasarkan situs Crunchbase, Go-Jek sudah mendapat pendanaan US$ 2,1 miliar atau setara dengan Rp 29,4 triliun.
Pendanaan itu terbagi dua, yang pertama adalah Seri E senilai US$ 1,5 miliar dengan investor: Via ID, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Meituan-Dianping, JD.com, Hera Capital, Google, Blibli, Astra International, dan Allianz X.
Lalu, pendanaan kedua yakni Seri D senilai US$ 500 juta dengan investor: Warburg Pincus, Sequoia Capital, Rakuten, Openspace Ventures, Northstar Group, KKR & Co., Formation Group, Farallon Capital Management, DST Global, dan Capital Group.
Nila menjelaskan alasan sejumlah investor tertarik menanamkan uangnya di Go-Jek karena perseroan berhasil mengembangkan model bisnis baru di Indonesia dan memberikan dampak positif kepada masyarakat.
(ray/ray) Next Article MK Tolak Legalkan Ojek Online, Bagaimana Nasib Jutaan Driver?
Most Popular