Internasional

George Soros Sebut Eropa Tengah Dalam Krisis

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
29 May 2018 22:43
Soros menawarkan sejumlah poin untuk membantu Uni Eropa keluar dari krisis.
Foto: CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia - George Soros, seorang investor miliuner kawakan, menilai Eropa tengah berada dalam krisis yang disebutnya sebagai "An Existential Crisis."

Hal ini menyusul tekanan pada Uni Eropa akibat sejumlah negara besar dalam aliansi itu meminta negara yang tengah berjuang memperbaiki perekonomian agar mengurangi pengeluaran supaya bisa menurunkan tingkat utang.

Kebijakan tersebut membuat pengangguran meningkat di sejumlah negara seperti Yunani dan Italia. Belum lagi adanya lonjakan migrasi dari Timur Tengah dan Afrika ke negara-negara tersebut.

Soros yang lahir di Hungaria mengatakan Eropa dapat mulai berbenah dengan menghapus regulasi yang mewajibkan setiap negara menerima pengungsi dalam jumlah tertentu.

"Negara anggota [Uni Eropa] harus tidak dipaksa menerima pengungsi yang tidak mereka inginkan dan pengungsi tidak harus dipaksa untuk menetap di negara di mana mereka tidak inginkan," kata Soros dikutip dari CNBC International, Selasa (29/5/2018).

Soros menawarkan solusi, yakni Uni Eropa dapat memberi pendanaan sebesar US$ 34,7 miliar per tahun untuk meningkatkan pendidikan dan menghapus pengangguran di Afrika. Hal ini, ujar dia, dapat menahan para mereka yang mencoba untuk mengungsi. Pendanaan dana tersebut dapat dilakukan melalui kapasitas pinjaman Uni Eropa yang tidak terpakai.


Isu lain yang mendorong krisis adalah adanya ketegangan geopolitik dan melemahnya hubungan dengan Amerika Serikat. Soros mengatakan investasi di Afrika dapat menolong untuk menghindar dari keterpurukan ekonomi baru.

Isu terakhir adalah berkembangnya disintegrasi, di mana Soros menggunakan contoh Brexit.

Brexit ini sangat merusak dan merugikan bagi kedua pihak. Soros mengatakan Uni Eropa harus mengubah citra sebagai asosiasi yang diinginkan negara-negara untuk bergabung.


Dia mengklain isu itu dapat diselesaikan dengan menerima bahwa mata uang euro memiliki masalah yang belum terselesaikan, dan pembagian status dua-tier yakni negara euro zone dan non-euro zone harus diakhiri.

Soros mengatakan ide "multi-speed Europe" di mana semua negara mengarah ke integrase harus diganti dengan "multi-track Europe" yang memungkinkan negara anggota memiliki pilihan lebih atas arah politik dan ekonomi mereka.


(ray/ray) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular