Internasional

China Hentikan Investigasi Impor Gandum AS

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
18 May 2018 19:51
China menghentikan investigasi anti-dumping terhadap impor sorgum atau gandum Amerika Serikat (AS)
Foto: REUTERS/Damir Sagolj/File Photo
Beijing, CNBC Indonesia - China menghentikan investigasi anti-dumping terhadap impor sorgum atau gandum Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat (17/5/2018). Sikap China ini seperti mundur dari perselisihan yang sempat mengacaukan pasar gandum global.

Tindakan tersebut dipandang sebagai itikad baik seraya Liu He, Wakil Perdana Menteri China yang tengah berada di Washington untuk sebuah diskusi di mana bertujuan menyelesaikan ketegangan dagang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.

Kementerian Perdagangan China mengatakan, dalam sebuah pernyataan resmi, investigasi terhadap bahan pokok pakan ternak dan minuman keras itu telah mengungkapkan bahwa penalti anti-dumping dan anti subsidi akan menaikkan biaya hidup konsumen China.

Para analis mengatakan, investigasi yang diluncurkan di awal Februari itu segera menunjukkan betapa besar kerugian keuangan yang akan diakibatkan kepada petani AS. Bulan lalu, Beijing juga memberlakukan deposit anti-dumping yang besar terhadap impor gandum.

"China sudah memberi pelajaran ke Amerika Serikat dan menunjukkan betapa itu bisa merugikan ekspor AS," kata Ole Houe, Direktur Layanan Penasehat di IKON Commodities, Sydney seperti dilansir Reuters.

"Sekarang, mereka menunjukkan itikad baik dengan menghentikan investigasi anti-dumping terhadap impor sorgum. Namun, itu cara yang murah untuk menunjukkan itikad baik karena AS tidak memiliki sorgum yang cukup untuk diekspor. Hasil pertanian sorgum AS akan dipanen di bulan Agustus."

Produk pertanian dianggap sebagai salah satu senjata terkuat untuk Beijing karena satu serangan ke ekspor pertanian ke China bisa merugikan sebagian besar negara bagian yang mendukung Presiden AS Donald Trump.

AS menyumbang lebih dari 90% dari total sorgum yang dikirim ke China, dengan nilai impor lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14,1 triliun) tahun lalu.

Skema deposit menghentikan perdagangan dan mengganggu rantai pasukan di seluruh dunia. Hampir dua puluhan kapal yang membawa sorgum AS terdampar di lautan, sementara penjual dan pembeli berhamburan untuk menjual kargo dengan diskon besar-besaran di berbagai tempat.

Pengimpor China yang panik karena menghadapi ongkos tambahan untuk berbinis telah melobi pemerintah agar memikirkan kembali rencana itu.

Investigasi itu telah memunculkan kekhawatiran bahwa tarif yang ditingkatkan untuk gandum akan berlanjut ke para produsen pakan dan pada akhirnya mendorong kenaikan harga daging ritel.

Permintaan jagung, kedelai dan soymeal anjlok atas pemberitaan itu karena kekhawatiran para produsen makan yang mencari alternatif bahan pokok lain mereda.

Pihak kementerian berkata akan mengembalikan deposit yang dikumpulkan. Kabar tersebut memberi kelegaan yang tak terduga bagi para pembeli asal China yang kargonya masih tertahan di pelabuhan.

"Ini berita luar biasa! Kami sekarang terselamatkan," kata pedagang sorgum swasta yang memiliki lebih dari 600 ton sorgum AS yang tertahan di pelabuhan China. "Kami akan membersihkan barang-barang kami segera hari ini."

AS mengirimkan 4,76 juta ton sorgum ke China di tahun 2017 dengan nilai mencapai $ 1,1 miliar. Impor sorgum dari AS menyumbang sekitar 5 juta ton impor gandum China tahun lalu, menurut data Bea Cukai China.


Tetap saja, beberapa pedagang mengatakan menghentikan investigasi sorgum kemungkinan tidak cukup untuk menarik mereka kembali berbisnis dengan AS ketika ketegangan dagang masih tinggi. Beijing masih mengancam untuk memberlakukan tarif agresif sebesar 25% terhadap produk pertanian AS, termasuk sorgum dan kedelai.

Untuk banyak orang, kerusakan sudah terlanjur terjadi. Sebelumnya di awal bulan ini, perusahaan makanan asal Amerika Archer Daniels Midland memperingatkan laba perdagangan akan merugi US$ 30 juta karena perselisihan ini.

"Kerusakan sudah terjadi, dan sebagian besar ke pembeli domestik," kata Cherry Zhang, analis di Shanghai JC Intelligence Co Ltd.

"Pemerintah tidak akan memberi Anda kompensasi untuk kerugian dari penjualan kembali dan demurrage [biaya kelebihan waktu berlabuh]."

(dru) Next Article Menang Banyak, China Surpus Dagang Besar dengan AS di 2020

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular