Akuisisi PGN atas Pertagas, Pilihan Bisnis atau Politis?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 May 2018 13:41
Menimbang Akuisisi Pertagas
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Dalam Buku Putih Pembentukan Holding BUMN Migas, Pertamina sedianya mengalihkan Pertagas ke PGN dalam proses simultan tepat setelah diterbitkannya PP Nomor 6 Tahun 2018.

Sempat terbuka tiga opsi mengenai skema konsolidasi PGN dan Pertagas yaitu merger, inbreng (penyertaan atas saham) Pertamina di Pertagas ke PGN, dan akuisisi saham Pertagas oleh PGN.
Di antara tiga pilihan tersebut, Kementerian BUMN pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada skema akuisisi, dengan alasan—mengutip Fajar Harry—lebih cepat dibandingkan dengan merger.

Proses akuisisi tersebut ditargetkan rampung dalam 4 bulan sejak induk usaha BUMN migas resmi berdiri pada 11 April 2018, yakni pada Agustus.
“Pada skema akuisisi, prosesnya bisa rampung paling cepat 3 bulan. Kalau, merger bisa butuh waktu lama hingga 1 tahun lebih," ujar Fajar Harry.

Opsi merger memang lebih murah karena tidak memerlukan dana tunai untuk menyelesaikannya, tetapi mendilusi otoritas kedua perusahaan. Sementara itu, akuisisi memerlukan dana dalam jumlah besar, tetapi memberikan otoritas absolut pada pihak pembeli.

Akuisisi PGN atas Pertagas, Pilihan Bisnis atau Politis?Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia

Berdasarkan matriks di atas, terlihat bahwa opsi akuisisi memiliki keunggulan lebih banyak dibandingkan dengan dua opsi lainnya. Keunggulan itu bisa ditemukan dari sisi terjaganya nilai intangible asset perusahaan yang dipertahankan, dalam hal ini brand PGN yang kuat, dengan aset lebih besar dan juga basis pelanggan end-user yang lebih banyak.


Betul bahwa PGN bakal menyiapkan pendanaan untuk akuisisi setelah valuasi Pertagas ditentukan. Namun, ini bukanlah perkara sulit karena kondisi keuangan emiten tersebut masih sehat. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/ DER) PGN per 2017 masih di level 74%, atau masih sangat sehat.

DER mencerminkan daya ungkit atau leverage sebuah perusahaan untuk menggali pendanaan guna mendongkrak kapasitasnya dalam beroleh laba. Pada umumnya sebuah perusahaan dinilai masih memiliki rasio likuiditas sehat jika DER di bawah 3 kali (300%).

Di sisi lain, debt to service ratio (DSCR) tercatat sebesar 1,7 kali, atau masih di atas ambang batas bawah sebesar 1 kali. Rasio debt to EBITDA (earning before interest, tax, depreciation and amortization/ laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) juga beradadi level 4,2 kali sedikit di atas batas minimal sebesar 4 kali.

Akuisisi PGN atas Pertagas, Pilihan Bisnis atau Politis?Sumber: Laporan Keuangan

"Dalam proses akuisisi ini bisa juga ada opsi melakukan asset swap [tukar aset]. Intinya harus melihat arus kas PGN," ujar Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati kepada pers, Senin (16/4).

Penukaran aset dilakukan dengan menukar PT Saka Energi Indonesia (anak usaha PGN) ke Pertamina, sedangkan Pertagas menjadi milik PGN. Namun, ada kemungkinan opsi pendanaan lain untuk menyelesaikan transaksi akuisisi Pertagas tersebut, seperti penerbitan saham baru (rights issue) maupun pinjaman perbankan. "Kami akan tentukan skema pendanaan akuisisi setelah ada valuasi Pertagas," ujar Nicke.

Keputusan pemerintah untuk menunjuk PGN mengakuisisi Pertagas tidak berangkat dari ruang hampa atau dari kamar politik saja. Mengutip catatan tim riset CNBC Indonesia, PGN memang memiliki posisi lebih unggul dari sisi kepemilikan aset produktif. Saat ini, PGN mengoperasikan 7.453 kilometer (km) pipa gas, sedangkan Pertagas mengoperasikan 2.438 km pipa gas.

Akuisisi PGN atas Pertagas, Pilihan Bisnis atau Politis?Foto: Sumber: Laporan Keuangan

Dalam struktur holding migas itu sendiri, PGN akan mengambil peran sebagai sub holding gas. Langkah ini mulai tampak pada saat Kementerian BUMN melakukan restrukturisasi organisasi Pertamina dengan menghilangkan Direktorat Gas pada Februari 2018.
Pemberian peran sebagai sub holding gas kepada PGN masih relevan jika merujuk kepada sejarah pendirian perusahaan tersebut pada tahun 1965 dengan mandat sebagai 'pengelola gas bumi domestik'.

Tampaknya Kementerian BUMN ingin mempertahankan semangat founding fathers terhadap maksud dan tujuan pendirian PGN.
Sampai sekarang, kementerian BUMN, Pertamina dan PGN sedang mengukur valuasi saham Pertagas yang harus dibeli oleh PGN. 
(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular