Internasional

AS Kembali Sanksi Iran, Arab Siap Tingkatkan Pasokan Minyak

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 May 2018 17:20
Arab Saudi mengatakan siap mengurangi dampak kekurangan pasokan minyak setelah AS kembali mengenakan sanksi pada Iran.
Foto: REUTERS/Andrew Cullen
Riyadh, CNBC Indonesia - Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan akan menempuh semua langkah yang diperlukan untuk mencegah kekurangan pasokan minyak setelah Amerika Serikat (AS) menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

"Kerajaan akan bekerja sama dengan produsen minyak utama di dalam dan di luar OPEC, dan dengan konsumen besar, juga akan mengurangi dampak dari kekurangan pasokan," kata kementerian energi Arab dalam sebuah pernyataan pada Selasa (8/5/2018) malam.


Jaminan kerajaan dibuat hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir penting antara negara-negara besar dunia dan Iran.

Dilansir dari AFP, Trump juga menerapkan kembali sanksi AS yang dapat membatasi kemampuan Iran untuk mengekspor minyak, yang merupakan sumber pendapatan utamanya.

Sebelum sanksi internasional dicabut menyusul kesepakatan nuklir pada akhir 2015, ekspor minyak mentah Iran hanya mencapai satu juta barel per hari (bph), yang sebagian besar di ekspor ke Asia dan negara-negara Eropa.

Jumlah tersebut sejak saat itu melonjak menjadi 2,5 juta bph.

Arab Saudi saat ini memompa sekitar 10 juta bph, tetapi memiliki kapasitas sekitar 12 juta bph - surplus dua juta bph.

"Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk mendukung stabilitas pasar minyak global untuk melayani kepentingan para produsen dan konsumen dan juga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi global," kata pernyataan kementerian tersebut.


Produsen minyak utama dari OPEC dan anggota non-OPEC termasuk Rusia, produsen utama dunia, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta bph hingga akhir tahun untuk menaikkan harga.

Harga minyak naik tinggi setelah pengumuman Trump, di mana minyak mentah Brent naik 2,4% menjadi lebih dari US$76,5 per barel dan minyak mentah AS di atas US$70 pada awal perdagangan hari Rabu.
(prm) Next Article Arab Saudi dan OPEC Wacanakan Pemangkasan Produksi Minyak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular