Rupiah Melemah, Tarif Listrik Panas Bumi Terancam Naik

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
08 May 2018 13:30
Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut berdampak pada kegiatan bisnis pengembang pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut berdampak pada kegiatan bisnis pengembang pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi menjelaskan ada dua dampak dalam pelemahan rupiah. Pertama terhadap tarif, lalu terhadap investasi.



"Tarif jelas berefek, karena PLN jual dalam rupiah sementara harus bayar ke IPP dalam dolar AS, tentu saja," kata Pri di Sari Pan Pacific, Selasa (8/5/2018).

Sementara itu, lanjut Pri, bila dilihat sebaliknya, dengan investasi yang masuk dalam dolar AS ada keuntungan tersendiri. Sebab, dengan begitu dolar AS masuk ke dalam negeri.

"Nanti tinggal dilihat, lebih banyak mana uang USD yang masuk atau keluar," tutur Pri.

Pelemahan rupiah akhir-akhir ini, kata dia jelas menyebabkan kemungkinan pertama terjadi. Sebab, pelemahan lebih berdampak pada bagaimana lebih banyak dolar AS yang keluar. Namun begitu, Pri tidak merinci pasti berapa beban yang diterima perusahaan atas penguatan dolar AS saat ini.
(gus) Next Article RI Salip Filipina Jadi Produsen Panas Bumi Nomor 2 Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular