Dalam Tiga Tahun Terakhir Subsidi Energi Sudah Turun 66%

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
07 May 2018 14:11
Sepanjang 2015 -2017 subsidi energi mencapai Rp 323 triliun. Pada 2012 -2014 subsidi energi Rp 958 triliun.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut selama tiga tahun terakhir anggaran subsidi lebih rendah 66% dibandingkan jangka waktu yang sama sebelumnya. Sepanjang 2015 - 2017, total subsidi energi mencapai Rp 323 triliun, sedangkan sepanjang 2012 - 2014 sebesar Rp 958 triliun.

Sebaliknya, anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan tercatat meningkat cukup signifikan. Sejak tahun 2015, angkanya selalu di atas Rp 700 triliun, bahkan tahun 2018 dialokasikan sebesar Rp 965 triliun. "Tahun-tahun sebelumnya anggaran tersebut di bawah Rp 600 triliun," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Senin (7/5/2018).

"APBN harus dijaga, subsidi energi dibuat makin tepat sasaran, sehingga belanja yang lebih produktif seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan bisa punya porsi yang jauh lebih besar," tambah Agung.

Agung merinci subsidi energi terdiri dari subsidi BBM (solar dan minyak tanah), LPG, dan listrik. Meski tidak disubsidi, premium dia sebut tak pernah mengalami kenaikan sejak April 2015 lalu.

"Bahkan harganya turun dari Rp. 7.300 menjadi Rp. 6.950 per liternya. Lalu pada 1 April 2016 turun lagi menjadi Rp. 6.450 per liter yang berlaku hingga dan hingga 2019 juga dipastikan tidak naik," tutur Agung.



(roy) Next Article 4 Tahun Jokowi Subsidi Energi Rp 477 T, Turun 50%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular