Istana Belum Bahas Soal Calon Bos Pertamina
Arys Aditya, CNBC Indonesia
27 April 2018 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku telah menyerahkan nama-nama calon direktur utama PT Pertamina (Persero) ke Presiden Joko Widodo. Namun, pihak istana belum bisa mengkonfirmasi hal tersebut.
"Belum ada informasi soal itu," ujar Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, Jumat (27/4/2018).
Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi. "Tidak ada. Tidak ada kami diajak bicara tentang dirut (Pertamina) itu. Tapi memang kan urusan itu biasanya cukup di Menteri BUMN ya, mungkin ada perintah presiden," kata Sofjan.
Sofjan juga menjelaskan soal perombakan direksi Pertamina dilakukan karena beberapa pertimbangan, di antaranya karena insiden tumpahan minyak di Balikpapan dan distribusi bensin premium. "Soal premium kan sudah tahu keputusan pemerintah juga," ujarnya.
Terkait bensin premium, Presiden Joko Widodo mengharamkan adanya kenaikan harga hingga 2019. Tak hanya itu, bensin beroktan 88 yang semula tidak wajib didistribusikan oleh Pertamina di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) itu kini wajib dipasok kembali untuk mencegah kelangkaan.
Soal bensin premium ini, Sofjan menyarankan untuk wilayah Jawa sebenarnya lebih cocok untuk pakai bensin oktan lebih tinggi ketimbang RON 88, seperti Pertalite. "Karena memang premium ini oktannya terlalu rendah dan merusak mobil, tidak sesuai euro IV juga," katanya.
(gus/gus) Next Article Mengapa Rini Memilih Nicke Jadi Plt Dirut Pertamina?
"Belum ada informasi soal itu," ujar Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, Jumat (27/4/2018).
Sofjan juga menjelaskan soal perombakan direksi Pertamina dilakukan karena beberapa pertimbangan, di antaranya karena insiden tumpahan minyak di Balikpapan dan distribusi bensin premium. "Soal premium kan sudah tahu keputusan pemerintah juga," ujarnya.
Terkait bensin premium, Presiden Joko Widodo mengharamkan adanya kenaikan harga hingga 2019. Tak hanya itu, bensin beroktan 88 yang semula tidak wajib didistribusikan oleh Pertamina di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) itu kini wajib dipasok kembali untuk mencegah kelangkaan.
Soal bensin premium ini, Sofjan menyarankan untuk wilayah Jawa sebenarnya lebih cocok untuk pakai bensin oktan lebih tinggi ketimbang RON 88, seperti Pertalite. "Karena memang premium ini oktannya terlalu rendah dan merusak mobil, tidak sesuai euro IV juga," katanya.
(gus/gus) Next Article Mengapa Rini Memilih Nicke Jadi Plt Dirut Pertamina?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular