Jelang 2019 Direksi BUMN Banyak Dirombak, Ini Kata Istana

Gustidha Budiartie & Arys Aditya, CNBC Indonesia
27 April 2018 11:33
Dalam satu bulan terakhir, Kementerian BUMN melakukan perombakan direksi besar-besaran di beberapa perusahaan pelat merah. Ada apa di balik perombakan ini?
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia- Dalam satu bulan terakhir, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan perombakan direksi besar-besaran di beberapa perusahaan pelat merah. Perombakan yang dilakukan satu tahun sebelum tahun politik, tahun 2019, menimbulkan tanda tanya apa tujuan di balik perombakan ini?

Menjawab tanda tanya perombakan direksi tersebut, Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko angkat bicara. Ia membantah perombakan direksi-direksi BUMN tersebut demi kepentingan politik.



"Wacana itu kayaknya sudah cukup lama, untuk pergantian itu. Jadi semuanya sekali lagi, selalu dihubungkan dengan konteks politik, isunya menjadi ke sana semuanya," ujar Moeldoko, Jumat (27/4/2018).

Moeldoko menegaskan, perombakan direksi sudah dipertimbangkan matang-matang oleh Kementerian BUMN. "Pasti ada tujuan-tujuan, efisiensi sebuah unit usaha. Kalau larinya ke sana, pasti karena perbaikan, regenerasi, dan sebagainya."

Berdasar catatan CNBC Indonesia, barisan pertama BUMN yang kena perombakan direksi oleh Menteri Rini adalah BUMN karya seperti PT Wijaya Karya Tbk, PT PP Tbk, dan PT Hutama Karya.

Semula, Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk Bintang Perbowo dicopot karena maraknya insiden kecelakaan proyek yang digarap BUMN tersebut. Belakangan, Bintang justru digeser dan dipercaya lagi untuk memegang BUMN karya dan menduduki kursi tertinggi di PT Hutama Karya.

Lepas BUMN karya, barisan pelat merah yang terkena perombakan adalah di sektor migas. Pekan lalu, pencopotan Elia Massa Manik sebagai direktur utama PT Pertamina (Persero) menjadi perhatian publik. Tak hanya dirut, Rini bahkan merombak hampir seluruh jajaran direksi Pertamina.

Perombakan direksi Pertamina ini kemudian jadi isu hangat, apalagi Massa Manik baru setahun lebih sebulan menjadi bos di perusahaan migas terbesar di Indonesia ini.

Tetapi, meski baru setahun Massa bisa dibilang cukup "rewel" karena mengeluhkan soal potensi kerugian Pertamina akibat mendistribusikan bensin premium. Seperti diketahui, pemerintah melarang Pertamina naikkan harga bensin ini di tengah terus menanjaknya harga minyak dunia.

Sampai saat ini, Rini masih mengisi kursi terpanas Pertamina oleh pejabat sementara, bisa dipastikan calon pengganti Massa di Pertamina akan jadi kunci menjalankan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menahan harga bensin hingga 2019.

Meski tak sebesar Pertamina, Rini juga memutuskan untuk merombak direksi PGN. Kali ini yang kena adalah direktur keuangan PGN, diganti oleh bekas pejabat di Pertamina. Alasannya, untuk memuluskan pembentukan holding migas BUMN.

Perombakan direksi BUMN belum berhenti di situ, hari ini akan digelar RUPS tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Isu perombakan direksi pun kembali berhembus untuk rapat hari ini.




(gus/gus) Next Article Pemerintah Bantah Perombakan Direksi BUMN Demi Tahun Politik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular