Genjot Produksi CPO, Tiga BUMN Bahas Kerja Sama
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
26 April 2018 20:45
Sumedang, CNBC Indonesia - Dalam rangka melakukan efisiensi biaya serta meningkatkan margin penjualan, PT Perkebunan Nusantara III (Holding Perkebunan) menandatangani Nota Kesepahaman pengadaan pupuk dengan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (Persero).
Melalui kerjasama ini, Pupuk Indonesia akan meningkatkan suplai pupuk urea dan NPK bagi PTPN III bersama anak usahanya dari yang saat ini berkisar antara 10-15% menjadi 30%.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengharapkan sinergi antara ketiga BUMN ini dapat segera dituangkan ke dalam kontrak Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Rini menyoroti suplai pupuk dari perusahaan plat merah tersebut yang masih minim kepada perkebunan negara sehingga produksi perkebunan menjadi kurang maksimal.
"Nota Kesepahaman ini sangat dibutuhkan oleh ketiga pihak. Banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja BUMN sehingga saya harapkan dapat segera menjadi PKS. Pupuk Indonesia punya 5 pabrik di Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur tapi kok menyuplai ke BUMN perkebunan kita hanya 10-15%," ujar Rini dalam sambutannya di kantor Kementerian BUMN, Selasa (26/4/2018).
Rini berharap dengan adanya kerja sama ini, PTPN III dapat melakukan efisiensi biaya produksi dan menggenjot produksi komoditas seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga 40%.
Direktur Utama PTPN III (Holding Perkebunan) Dolly Pulungan mengklaim biaya pupuk menyumbang 40% dari struktur harga pokok, sehingga apabila efisiensi tercapai, pihaknya dapat mengalihkan fokus pada akuisisi lahan dan penanaman kembali (replanting) komoditas seperti sawit, karet, dan tebu.
Adapun Direktur Utama Pupuk Indonesia Holding Company Aas Asikin Idat mengatakan potensi nilai kontraknya belum diketahui, namun dia berharap minimal 50 persen dari produk PIHC dapat disuplai untuk kepentingan PTPN III.
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Melalui kerjasama ini, Pupuk Indonesia akan meningkatkan suplai pupuk urea dan NPK bagi PTPN III bersama anak usahanya dari yang saat ini berkisar antara 10-15% menjadi 30%.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengharapkan sinergi antara ketiga BUMN ini dapat segera dituangkan ke dalam kontrak Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Rini menyoroti suplai pupuk dari perusahaan plat merah tersebut yang masih minim kepada perkebunan negara sehingga produksi perkebunan menjadi kurang maksimal.
"Nota Kesepahaman ini sangat dibutuhkan oleh ketiga pihak. Banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja BUMN sehingga saya harapkan dapat segera menjadi PKS. Pupuk Indonesia punya 5 pabrik di Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur tapi kok menyuplai ke BUMN perkebunan kita hanya 10-15%," ujar Rini dalam sambutannya di kantor Kementerian BUMN, Selasa (26/4/2018).
Rini berharap dengan adanya kerja sama ini, PTPN III dapat melakukan efisiensi biaya produksi dan menggenjot produksi komoditas seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga 40%.
Direktur Utama PTPN III (Holding Perkebunan) Dolly Pulungan mengklaim biaya pupuk menyumbang 40% dari struktur harga pokok, sehingga apabila efisiensi tercapai, pihaknya dapat mengalihkan fokus pada akuisisi lahan dan penanaman kembali (replanting) komoditas seperti sawit, karet, dan tebu.
Adapun Direktur Utama Pupuk Indonesia Holding Company Aas Asikin Idat mengatakan potensi nilai kontraknya belum diketahui, namun dia berharap minimal 50 persen dari produk PIHC dapat disuplai untuk kepentingan PTPN III.
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Most Popular