
Setelah Batu Bara, Pemerintah Wacanakan Harga Khusus Gas
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
25 April 2018 09:58
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mendiskusikan rencana harga khusus untuk gas dalam pemanfaatannya sebagai bahan baku pembangkit listrik tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng. Dia melihat, hal tersebut sebagai cara lain menekan biaya produksi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 45 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pembangkit Listrik, telah diatur bahwa harga gas ditetapkan 14,5% dari harga Indonesia Crude Price (ICP).
Akan tetapi, fluktuasi harga minyak menjadi beban tersendiri. "Kalau harga gas masih berdasarkan ICP ya masih mahal, gak kompetitif," tutur Andy, Selasa (24/4/2018).
"Apalagi tren ICP naik. Nah yang mengganjal gas dicantolkan ke ICP, Kalau ICP naik [harga gas] terbawa lagi," tambahnya.
Dengan asumsi ICP saat ini di kisaran US$ per barel, maka harga gas untuk pembangkit sekitar sebesar US$ 8,8 per MMBTU. Harga tersebut dinilai cukup memberatkan sektor kelistrikan karena Biaya Pokok Produksi meningkat.
"Kalau ICP naik terus gimana?" ujar Andy.
Sejalan dengan Andy, PT PLN (Persero) juga berharap pasokan gas ke PLN bisa ditetapkan dengan harga khusus, layaknya batu bara.
Gas menjadi bahan baku yang dilirik oleh PLN, sebab penggunaannya akan mengalami peningkatan dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Dalam RUPTL 2018-2027, kebutuhan terhadap gas akan meningkat menjadi 2.000 BBTUD per tahun. Sedangkan, daya serap PLN saat ini sekitar 1.400 BBTUD.
"Kalau ada tawaran solusi untuk PLN dengan cara menaikan tarif listrik pasti kami tolak, yang kami mau sekarang bagaimana caranya menurunkan tarif," kata Direktur Perencanaan PLN Syofvi.
Walau pemakaian hanya 22%, Syofvi menyebut alokasi dana untuk kebutuhan gas bisa mencapai 40%. Malaysia saja, lanjut dia, mendapat subsidi 25% atas penggunaan gas untuk listrik.
Maka dari itu, dia mengaku telah membahas hal tersebut dengan Komisi VII DPR RI agar pasokan gas bisa ada harga khusus untuk kebutuhan pembangkit.
"Gas itu cantik, bersih pemakaiannya. Tapi bagaimana kami mau pakai banyak kalau affordable-nya tidak sampai," tutur Syofvi.
(roy/roy) Next Article Dua Blok Gas Raksasa RI Mangkrak, Padahal RI Butuh Banyak Gas
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng. Dia melihat, hal tersebut sebagai cara lain menekan biaya produksi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
"Apalagi tren ICP naik. Nah yang mengganjal gas dicantolkan ke ICP, Kalau ICP naik [harga gas] terbawa lagi," tambahnya.
Dengan asumsi ICP saat ini di kisaran US$ per barel, maka harga gas untuk pembangkit sekitar sebesar US$ 8,8 per MMBTU. Harga tersebut dinilai cukup memberatkan sektor kelistrikan karena Biaya Pokok Produksi meningkat.
"Kalau ICP naik terus gimana?" ujar Andy.
Sejalan dengan Andy, PT PLN (Persero) juga berharap pasokan gas ke PLN bisa ditetapkan dengan harga khusus, layaknya batu bara.
Gas menjadi bahan baku yang dilirik oleh PLN, sebab penggunaannya akan mengalami peningkatan dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Dalam RUPTL 2018-2027, kebutuhan terhadap gas akan meningkat menjadi 2.000 BBTUD per tahun. Sedangkan, daya serap PLN saat ini sekitar 1.400 BBTUD.
"Kalau ada tawaran solusi untuk PLN dengan cara menaikan tarif listrik pasti kami tolak, yang kami mau sekarang bagaimana caranya menurunkan tarif," kata Direktur Perencanaan PLN Syofvi.
Walau pemakaian hanya 22%, Syofvi menyebut alokasi dana untuk kebutuhan gas bisa mencapai 40%. Malaysia saja, lanjut dia, mendapat subsidi 25% atas penggunaan gas untuk listrik.
Maka dari itu, dia mengaku telah membahas hal tersebut dengan Komisi VII DPR RI agar pasokan gas bisa ada harga khusus untuk kebutuhan pembangkit.
"Gas itu cantik, bersih pemakaiannya. Tapi bagaimana kami mau pakai banyak kalau affordable-nya tidak sampai," tutur Syofvi.
(roy/roy) Next Article Dua Blok Gas Raksasa RI Mangkrak, Padahal RI Butuh Banyak Gas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular