
Darmin Ungkap Bahaya Ekonomi RI Jika Tak Tumbuh di Atas 6%
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 April 2018 13:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 6% paling lambat pada 2019 mendatang. Namun, bukan hal mudah untuk merealisasikan keinginan tersebut.
"Pertumbuhan ekonomi kita dalam 5-7 tahun terakhir di bawah 6%. Tidak boleh lama-lama berada di sekitar situ. [...] Sebetulnya risiko tidak chaos, cuma tidak bisa lama-lama. Penyerapan tenaga kerjanya tidak memadai," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di Four Season Hotel, Selasa (24/4/2018).
Menurut Darmnin, butuh upaya ekstra untuk meningkatkan geliat ekonomi nasional hingga menembus angka 6%. Sebab, di tengah perdagangan dunia yang sudah mulai membaik, Indonesia justru tidak bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan perekonomian.
Alasannya pun sederhana, yaitu lantaran Indonesia belum memiliki industri yang berorientasi ekspor. Darmin mengatakan, barang-barang yang selama ini diekspor Indonesia justru masih didominasi oleh produk-produk primer maupuan sumber daya alam.
"Tidak usah dibandingkan Malaysia maupun Thailand, mereka sudah berorientasi ekspor dibandingkan kita. Dibandingkan Vietnam kita kalah. Kalau kita tidak bisa antisipasi, pertumbuhan ekonomi kita tidak akan turun malah bisa naik. Tapi sedikit sekali menikmati perdagangan ekonomi dunia yang makin baik," tegasnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menegaskan, bukan tidak mungkin pertumbuhan negara-negara yang sudah berorientasi ekspor tersebut melebih capaian yang diraih Indonesia. Maka dari itu, perlu upaya dari dalam untuk menggairahkan pertumbuhan.
"Kalau pertumbuhan ekonomi kita terus menerus di bawah 6%, maka akan banyak tambahan angkatan kerja yang tidak terserap. Kita harus mendongkrak ekonomi kita ke arah 6%, syukur-syukur lebih supaya saudara-saudara kita mendapat pekerjaan yang baik," jelasnya.
Lantas, apa yang akan dilakukan pemerinah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 6% pada 2019?
Darmin mengatakan, pemerintah akan melakukan intervensi melalui percepatan pembangunan infrastruktur, kebijakan mendorong investasi dan kemudahan berusaha, serta penyediaan tenaga kerja terampil yang mengikuti perkembangan zaman.
Intervensi tersebut dalam bentuk 15 paket deregulasi yang sudah dirilis, implementasi Perpres 91/2017 tentang percepatan pelaksanaan berusaha, insentif fiskal bagi para pelaku usaha yang berminat menanamkan modalnya di dalam negeri, serta kebijakan vokasi.
"Makanya kita menyiapkan berbagai hal, supaya tahun depan lebih siap," tutur mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut.
(dru) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB
"Pertumbuhan ekonomi kita dalam 5-7 tahun terakhir di bawah 6%. Tidak boleh lama-lama berada di sekitar situ. [...] Sebetulnya risiko tidak chaos, cuma tidak bisa lama-lama. Penyerapan tenaga kerjanya tidak memadai," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di Four Season Hotel, Selasa (24/4/2018).
Menurut Darmnin, butuh upaya ekstra untuk meningkatkan geliat ekonomi nasional hingga menembus angka 6%. Sebab, di tengah perdagangan dunia yang sudah mulai membaik, Indonesia justru tidak bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan perekonomian.
"Tidak usah dibandingkan Malaysia maupun Thailand, mereka sudah berorientasi ekspor dibandingkan kita. Dibandingkan Vietnam kita kalah. Kalau kita tidak bisa antisipasi, pertumbuhan ekonomi kita tidak akan turun malah bisa naik. Tapi sedikit sekali menikmati perdagangan ekonomi dunia yang makin baik," tegasnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menegaskan, bukan tidak mungkin pertumbuhan negara-negara yang sudah berorientasi ekspor tersebut melebih capaian yang diraih Indonesia. Maka dari itu, perlu upaya dari dalam untuk menggairahkan pertumbuhan.
"Kalau pertumbuhan ekonomi kita terus menerus di bawah 6%, maka akan banyak tambahan angkatan kerja yang tidak terserap. Kita harus mendongkrak ekonomi kita ke arah 6%, syukur-syukur lebih supaya saudara-saudara kita mendapat pekerjaan yang baik," jelasnya.
Lantas, apa yang akan dilakukan pemerinah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 6% pada 2019?
Darmin mengatakan, pemerintah akan melakukan intervensi melalui percepatan pembangunan infrastruktur, kebijakan mendorong investasi dan kemudahan berusaha, serta penyediaan tenaga kerja terampil yang mengikuti perkembangan zaman.
Intervensi tersebut dalam bentuk 15 paket deregulasi yang sudah dirilis, implementasi Perpres 91/2017 tentang percepatan pelaksanaan berusaha, insentif fiskal bagi para pelaku usaha yang berminat menanamkan modalnya di dalam negeri, serta kebijakan vokasi.
"Makanya kita menyiapkan berbagai hal, supaya tahun depan lebih siap," tutur mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut.
(dru) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular