
Sri Mulyani: RI Ingin Gabung Trans-Pacific Partnership
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 April 2018 07:31

Washington, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia ingin bergabung dalam perjanjian dagang Trans-Pacific Partnership (TPP) namun belum siap untuk melakukannya.
Sri Mulyani mengatakan hal tersebut dalam wawancaranya dengan CNBC International di sela-sela International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group Spring Meetings di Washington, Amerika Serikat (AS), baru-baru ini.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu ingin Indonesia bergabung dalam TPP namun ia belum melihat hal itu sebagai prioritas perekonomian saat ini.
"Arahnya menuju ke sana [bergabung dengan TPP], namun kami masih harus menyelesaikan berbagai masalah struktural. Itulah mengapa pemerintah Indonesia memfokuskan diri pada konektivitas, sumber daya manusia, dan reformasi kemudahan berusaha atau ease of doing business," ujarnya, dilansir dari CNBC International, Kamis (19/4/2018).
Setelah AS keluar dari TPP, 11 negara lainnya memutuskan utuk memperbarui perjanjian itu dan menandatangani perubahannya pada Maret lalu.
Negara-negara yang kini bergabung adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Sri Mulyani mengatakan fokus perdagangan Indonesia ke depan tidak hanya terhadap negara-negara anggota TPP.
"Saya kira kami akan memastikan Indonesia fokus pada pasar-pasar non-tradisional. Kami akan menyasar Asia Tengah begitu juga India dan Afrika," tambahnya.
(prm) Next Article Jepang Tak Ingin Teken Kesepakatan Dagang Bilateral dengan AS
Sri Mulyani mengatakan hal tersebut dalam wawancaranya dengan CNBC International di sela-sela International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group Spring Meetings di Washington, Amerika Serikat (AS), baru-baru ini.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu ingin Indonesia bergabung dalam TPP namun ia belum melihat hal itu sebagai prioritas perekonomian saat ini.
Setelah AS keluar dari TPP, 11 negara lainnya memutuskan utuk memperbarui perjanjian itu dan menandatangani perubahannya pada Maret lalu.
Negara-negara yang kini bergabung adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Sri Mulyani mengatakan fokus perdagangan Indonesia ke depan tidak hanya terhadap negara-negara anggota TPP.
"Saya kira kami akan memastikan Indonesia fokus pada pasar-pasar non-tradisional. Kami akan menyasar Asia Tengah begitu juga India dan Afrika," tambahnya.
(prm) Next Article Jepang Tak Ingin Teken Kesepakatan Dagang Bilateral dengan AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular