Internasional

Keinginan AS Kembali ke TPP Diperkirakan Akan Temui Kesulitan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 April 2018 14:04
Jepang diperkirakan akan mendorong AS bergabung kembali ke TPP dalam pertemuan tingkat tinggi di Mar-A-Lago.
Foto: Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah-tengah perseteruan dagang antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan China, Jepang mengajak AS mencari jalan lain untuk menyetarakan posisinya dengan cara mengitari China dan kembali bergabung dalam perjanjian dagang bersama 11 negara lainnya di kawasan Pasifik.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi Trump di resor Mar-A-Lago pekan ini dan diperkirakan akan mendorong AS untuk mempertimbangkan kembali keikutsertaannya dalam kesepakatan dagang Trans-Pacific Partnership (TPP) sementara Trump mendorong kesepakatan dagang bilateral dengan Jepang.


Di masa awal menjabat, Trump menarik AS dari TPP yang dulunya mendapat dukungan pendahulunya, Barack Obama.

Pekan lalu Trump telah meminta penasihat ekonomi utama AS, Larry Kudlow, untuk mempertimbangkan apakah AS akan masuk kembali dalam TPP. Namun, pada hari Selasa Kudlow menyatakan belum memiliki keputusan yang konkrit, dan pembahasannya dengan Trump tersebut masih sekadar pembahasan saja dan belum merupakan sebuah kebijakan, dilansir dari CNBC International.

Beberapa pakar perdagangan beranggapan, baik Trump maupun Abe sepertinya belum akan menemukan jawaban atas pembahasan tersebut, namun sepertinya mereka akan menyepakati sesuatu yang belum jelas. Trump tidak mungkin masuk kembali ke TPP, dan Abe diyakini tidak akan sepenuh hati menerima perjanjian perdagangan bebas yang terpisah dengan AS, karena Trump telah mengancam Jepang dengan penerapan tarif pada baja dan aluminium.

"Selepas pertemuan ini, Abe dan Trump harus mengumumkan bahwa mereka telah mencapai suatu kesepakatan dalam hal perdagangan. Kerangka kerja adalah kata yang digunakan oleh setiap orang. Retorika akan menjadi kompromi dan kedua negara dapat sama-sama keluar dan berkata bahwa mereka telah 'menang'," kata Sheila Smith, rekan senior untuk studi Jepang di Council on Foreign Relations.

Ada banyak rintangan dalam upaya kembalinya AS ke TPP, tetapi Amerika mungkin akan melihat para petani dan bisnisnya merugi karena tidak bergabung di dalam TPP.

Selandia Baru, anggota pertama TPP, mengatakan AS tidak dapat masuk kembali dengan mudah, meski kemungkinan akan diterima kembali. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada hari Selasa mengatakan kepada Reuters bahwa AS akan kembali masuk, namun harus dengan negosiasi ulang terlebuh dulu, yang harus disepakati oleh 11 negara anggota TPP lainnya, di antaranya Kanada, Australia, Meksiko, Singapura, Chile, Vietnam, Peru, dan Brunei).


"Trump benar bahwa TPP akan menjadi pendorong yang besar di pertanian AS. Namun, kami telah beberapa kali melihat hal ini dan tidak terlalu optimis hal ini akan terjadi segera. Fokus Trump adalah memastikan perjanjian perdagangan bilateral dengan Jepang dan membangun kembali TPP dari awal, bukannya sebaliknya." ujar Daniel Clifton, kepala riset kebijakan di Strategas Research.

Keadaan politik dalam negeri AS sepertinya terus menjadi masalah dalam mempertimbangkan kembali masuknya AS ke TPP dan juga ada faktor besar lainnya, seperti seberapa penting hal tersebut bagi pemerintah dan mengenai hal apa yang kemungkinan akan diminta Kongres dalam kesepakatan tersebut.

"Jika terjadi perubahan dalam kepemimpinan di satu atau kedua majelis Kongres, mereka mungkin tidak menginginkan kesepakatan perdagangan baru sampai setelah pemilihan presiden berikutnya. Negara-negara lain telah menunjukkan bahwa mereka akan maju tanpa AS. Ada semakin banyak diskriminasi terhadap petani dan eksportir AS di kawasan ini. Tentu ini akan memburuk setelah TPP 11 mulai berlaku." kata Jeffery Schott, rekan senior di perdagangan internasional di Peterson Institute for International Economics.
(prm) Next Article Australia dan Jepang akan Teken Perjanjian Pengganti TPP

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular