Internasional

Bos CIA Diam-diam Bertemu Kim Jong Un

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
18 April 2018 13:05
Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Mike Pompeo melakukan kunjungan rahasia ke Korea Utara (Korut) selama akhir pekan Paskah lalu.
Foto: REUTERS/Yuri Gripas (L) & KCNA handout via Reuters & Kevin Lamarque (R)
Washington, CNBC Indonesia - Calon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sekaligus Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Mike Pompeo melakukan kunjungan rahasia ke Korea Utara (Korut) selama akhir pekan Paskah lalu. Dalam kunjungan tersebut, dia bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un untuk mendiskusikan rencana pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden AS Donald Trump, kata seorang pejabat AS, Selasa (17/4/2018).

Kunjungan itu membuat Pompeo menjadi pejabat AS paling senior yang diketahui pernah bertemu dengan Kim. Hal itu juga memberi pertanda kuat tentang keinginan Trump menjadi presiden AS yang pertama kali bertemu dengan pemimpin Korea Utara, dilansir dari Reuters.


Perbincangan Pompeo membuat Trump semakin yakin bahwa negosiasi produktif dengan Korut tentang program nuklir dan misil balistik adalah sebuah keniscayaan, namun tidak dijamin, menurut seorang pejabat senior AS yang mengetahui kunjungan itu.

Pejabat AS lainnya mengatakan kunjungan tersebut diatur oleh Kepala Intelijen Korea Selatan (Korsel) Suh Hoon dengan mitranya dari Korut, yaitu Kim Yong Chol, dan ditujukan untuk mengukur apakah Kim siap untuk mengadakan diskusi serius atau tidak.

Pompeo, salah satu penasehat Trump yang paling dipercaya, kembali untuk melaporkan bahwa usaha dalam mengadakan pertemuan tingkat tinggi bisa dilanjutkan. Namun, dia menambahkan belum ada lokasi yang dipilih dari daftar yang diajukan sehingga pengaturan logistik pun belum dilakukan, kata pejabat itu. Kedua pejabat yang berbicara tentang hal ini meminta ditulis secara anonim.

Sebelumnya pada hari Selasa (16/4/2018), Trump mengatakan AS terlibat dalam perbincangan langsung di "level yang amat tinggi" dengan Korut untuk mencoba mengadakan pertemuan tingkat tinggi antara dirinya dan Kim.

Dia menebarkan kabar yang simpang siur karena menyiratkan sudah berbicara langsung dengan Kim. Namun, setelah itu dia mengklarifikasi dengan berkata, "Mari anggap itu semacam level tertinggi".

Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders menambahkan, "Presiden berkata pemerintahan telah berbicara di level tertinggi seraya menambahkan bahwa mereka tidak bersama dia secara langsung".

Ketika ditanya tentang Pompeo, Sanders menjawab, "Pemerintah tidak berkomentar tentang perjalanan Direktur CIA".

Saat menghadiri Sidang Dengar Pendapat Senat untuk jabatan Menteri Luar Negeri yang diselenggarakan pekan ini, Pompeo berkata dia optimistis sebuah sesi bisa diatur selama pertemuan tingkat tinggi Trump-Kim untuk mencapai hasil diplomatik dengan Korut. Namun, ia menambahkan tidak ada satupun yang berilusi bahwa kesepakatan komprehensif akan tercapai di pertemuan itu.

Pompeo mengatakan tujuan pertemuan itu adalah "sebuah kesepakatan [...] seperti kepemimpinan Korea Utara akan meninggalkan usahanya untuk mengancam Amerika dengan senjata nuklir" dan Pyongyang tidak boleh mengharapkan imbalan sampai negara itu bersedia mengambil langkah yang tidak bisa diubah.

Perjalanan Pompeo membuatnya menjadi pejabat AS paling senior yang mengunjungi Korut sejak mantan Kepala Intelijen James Clapper di tahun 2014.

Kabar tersebut muncul setelah Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membuka diskusi selama dua hari di rumah liburan Mar-a-Lago milik Trump di Palm Beach, Florida, AS.

Trump berkata dia yakin ada banyak niat baik dalam dorongan diplomatik dengan Korut. Namun, dia menambahkan kemungkinan pertemuan tingkat tinggi, yang pertama kali diusulkan bulan Maret dan presiden sebut bisa diselenggarakan akhir Mei atau awal Juli, tidak akan terwujud.


Usaha untuk menyusun pertemuan yang pertama kali ini membantu meredakan ketegangan terkait pengembangan rudal nuklir Pyongyang yang disebut bisa menyerang AS. Kim juga sudah sepakat untuk mendiskusikan denuklirisasi, menurut pejabat AS dan Korsel.

"Saya sangat yakin ada banyak niat baik, banyak hal baik yang terjadi," kata Trump kepada para jurnalis.

"Seperti yang biasa saya katakan, kita akan melihat apa yang terjadi karena sebenarnya hasil akhir lah yang paling penting ketimbang fakta bahwa kita memikirkan tentang mengadakan pertemuan."
(prm) Next Article Kim Jong Un Murka dengan Para Menterinya, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular